Barnea disebutkan mendapat tugas untuk berbicara dengan pihak Qatar untuk membahas peluang kembali dilakukannya pertukaran tawanan dengan Hamas.
“Kami tidak akan pergi ke Qatar saat ini, dan keputusannya adalah kami mendengarkan tawaran jika tawaran itu datang,” kata seorang pejabat politik kepada Channel 13 awal pekan ini.
Kabinet perang memutuskan untuk membatalkan perjalanan Barnea untuk memaksa Qatar mengambil langkah pertama dalam membangun kembali negosiasi tahanan.
Artinya, Israel mengutus Qatar untuk berbicara ke Hamas, apakah milisi tersebut bersedia kembali melakukan pertukaran tahanan.
Sejumlah analisis Timur Tengah menilai, langkah Israel ini demi menjaga 'harga diri' terlepas dari posisi terjepit terkait situasi warga negara mereka yang ditawan Hamas.
Posisi terjepit itu muncul saat tekanan dari dalam negeri Israel makin kuat dari pihak oposisi pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Pemimpin oposisi Benny Gantz malah mengatakan kalau Israel perlu menemukan kesempatan untuk memulai kembali proses pertukaran tawanan tersebut.
Pandangan ini rupanya juga dianut oleh sebagian pihak di dalam kabinet perang Netanyahu.
Awal pekan ini, muncul laporan yang menyatakan kalau sebuah ibu kota di Eropa menjadi tuan rumah perundingan rahasia antara delegasi Israel dan Qatar mengenai kesepakatan pertukaran tahanan baru.
(oln/TC/*)