Ratusan terowongan dibangun di bawah perbatasan Mesir dan menuju Gurun Sinai, yang memungkinkan orang, barang, dan senjata menyeberang dari dunia luar ke Gaza.
Sejak perang dengan Israel tahun 2014, Hamas telah memperluas jaringan terowongannya.
Upaya Israel Membanjiri Terowongan Hamas
Pada Selasa (12/12/2023), Israel telah mulai membanjiri beberapa terowongan milik Hamas di Gaza menggunakan air laut, dalam upaya menghancurkan jaringan bawah tanah kelompok militan Palestina.
Seorang pejabat Amerika Serikat (AS), mengatakan Israel "dengan hati-hati menguji" metode tersebut "secara terbatas".
Jika berhasil, rencana Israel itu bisa ditingkatkan hingga merusak jaringan terowongan dalam skala yang lebih besar.
Namun, menurut pejabat AS itu, metode Israel tersebut sulit dan kontroversial.
Sekalipun menggunakan jumlah air yang cukup dan tekanan yang tinggi, hal ini mungkin hanya berhasil sebagian saja.
Selain itu, upaya Israel membanjiri terowongan Hamas juga berisiko mencemari pasokan air bersih dan merusak infrastruktur apapun yang tersisa di permukaan.
Bagi pemerintah Israel, hal ini juga berisiko membunuh sandera yang masih ditahan Hamas di Gaza, yang sebagian besar diyakini berada di bawah tanah.
Israel tidak yakin apakah metode itu akan berhasil, ujar pejabat AS itu kepada CNN.
Tetapi, Israel telah meyakinkan AS bahwa mereka berhati-hati untuk hanya mengujinya di terowongan di mana mereka yakin tidak ada sandera yang ditahan.
Sementara itu, Juru Bicara Hamas, Osama Hamdan, mengatakan kelompoknya telah membangun terowongan untuk menahan kemungkinan air masuk ke dalamnya.
"Terowongan itu dibangun oleh para insinyur terlatih dan terdidik yang mempertimbangkan semua kemungkinan serangan dari penjajahan, termasuk pemompaan air," kata Hamdan dalam konferensi pers di Ibu Kota Lebanon, Beirut, Kamis (14/12/2023).
Netanyahu: Israel akan Berjuang Sampai Akhir
Baca juga: Hamas Beri 3 Pilihan pada Israel jika Nekat Lanjutkan Agresi di Gaza
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan Israel "akan terus berjuang sampai akhir" dalam perang melawan Hamas.