Dikatakan bahwa letusan kali ini jauh lebih besar dibandingkan letusan sebelumnya di semenanjung Reykjanes dalam beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Gunung Berapi Kilauea di Hawaii Erupsi, Muntahkan Partikel dan Gas Vulkanik, Tak Ada Ancaman Lahar
Terjadi dengan Cepat
Seorang perwira polisi senior di Pertahanan Sipil mengatakan kepada stasiun televisi nasional RUV bahwa letusan tersebut terjadi dengan cepat dan tampaknya merupakan "peristiwa yang cukup besar".
Vidir Reynisson mengatakan lava tersebut tampak mengalir ke segala arah dari retakan besar di gunung berapi tersebut.
"Pancaran (lava) cukup tinggi, sehingga tampak seperti letusan dahsyat pada awalnya," dia berkata.
Letusannya bisa dilihat dari Reykjavik, yaitu sekitar 42km timur laut Grindavik.
Seorang saksi mata di kota tersebut mengatakan kepada BBC, separuh langit ke arah Grindavik "menyala dengan warna merah".
Baca juga: Bacaan Doa Saat Terjadi Gunung Meletus dan Ketika Ditimpa Musibah
Dia mengatakan asap juga bisa mengepul ke udara, sehingga polisi memperingatkan masyarakat untuk menjauh dari area tersebut.
Bandara tetap Beroperasi
Bandara internasional di Reykjavik, ibu kota Islandia, yang terletak di dekatnya, tetap dibuka, lapor Sky news.
"Saat ini, tidak ada gangguan pada kedatangan atau keberangkatan di Bandara Keflavík," katanya di situs webnya.
Baca juga: Gunung Berapi Kilauea di Hawaii Kembali Erupsi setelah Relatif Tenang Sejak Juni
Tanggapan Pemerintah
Perdana Menteri Islandia Katrin Jakobsdottir mengatakan pertahanan yang baru dibangun akan memberikan dampak positif.
Dia mengatakan pikirannya tertuju pada komunitas lokal dan dia berharap yang terbaik meskipun ada "peristiwa penting".
Presiden Gudni Johannesson mengatakan menyelamatkan nyawa adalah prioritas utama, namun segala upaya juga akan dilakukan untuk melindungi bangunan.
Pada bulan April 2010, letusan gunung berapi Eyjafjallajokull menyebabkan penutupan wilayah udara Eropa terbesar sejak Perang Dunia Kedua, sebagai akibat dari awan abu yang luas.
Kerugian diperkirakan antara 1,5 miliar dan 2,5 miliar euro.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)