TRIBUNNEWS.COM - Gunung berapi Kilauea di Hawaii mulai meletus lagi setelah hampir tiga bulan relatif tenang.
Letusan dimulai sekitar pukul 15.15 waktu setempat, di kawah Halemaumau, kaldera puncak Kilauea di Taman Nasional Gunung Api Hawaii.
Menurut Survei Geologi AS via CNN, aliran lava pijar menyembur di salah satu kawahnya pada hari Minggu (10/9/2023) waktu setempat.
Kilauea adalah gunung berapi termuda dan teraktif di pulau itu yang mengalami beberapa letusan puncak sejak tahun 2020.
"Letusan tersebut didahului oleh periode gempa yang kuat dan letusan yang cepat," kata USGS via CNN.
"Saat ini, lahar di Kilauea hanya terbatas di puncak dan tidak menimbulkan ancaman lahar bagi masyarakat," ungkap Badan Manajemen Darurat Hawaii.
Baca juga: Gunung Fuji Menjerit karena Pengunjung Membludak, Jepang: Kita Perlu Batasi Wisatawan
Tingkat kewaspadaan gunung berapi Kilauea ditingkatkan menjadi "peringatan" ketika pihak berwenang berupaya menilai bahaya dari letusan tersebut.
USGS memperingatkan, bahwa fase letusan bersifat dinamis.
Saat gunung berapi tersebut meletus, kekhawatiran utama adalah gas vulkanik dan untaian kaca vulkanik halus, yang disebut rambut Pele, yang dapat melayang melawan arah angin.
"Angin kencang mungkin membawa partikel yang lebih ringan ke jarak yang lebih jauh," kata USGS dalam peringatannya.
"Warga dan pengunjung harus meminimalkan paparan partikel vulkanik tersebut, yang dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata."
Kilauea terakhir kali meletus sebentar pada bulan Juni, menampilkan pemandangan yang memesona dengan semburan air mancur lava setinggi sekitar 200 kaki.
Sebelumnya, Kilauea juga mengalami letusan pada bulan Januari, setelah terhenti pada bulan Desember untuk pertama kalinya sejak September 2021.
Ketika itu terjadi letusan yang membawa lava hingga ke kawah puncak Kilauea.