Menurut Israel, Mohamed adalah tokoh sentral dalam struktur komando Hamas.
Bahkan, IDF mengonfirmasi mereka berusaha menargetkan Moahmed selama perang di Gaza Mei 2021.
"Dalam kepemimpinan militer (Hamas) dia sangat penting," kata mantan kepala agen Israel Mossad yang juga analisis intelijen independen, Ronen Solomon, dikutip dari The Telegraph.
"Dia berada di urutan ketujuh dalam daftar orang yang dicari, bersama orang-orang seperti Mohammed Deif, Marwan Issa, dan Tawfiq Abu Naim," imbuh dia.
Mohamed disebut-sebut ahli dalam membantu menjamin pembebasan warga Palestina yang ditahan di Israel, menurut Solomon.
Baca juga: Jebak Tentara IDF, Iran Manfaatkan Wanita Cantik untuk Curi Informasi
Pada 27 Juli 2014, IDF menyatakan Mohamed Sinwar telah tewas dalam serangan udara di kompleks perumahan, bersama dengan selusin tokoh Hamas lainnya dan keluarga mereka.
Serangan itu memang menargetkan kepemimpinan Hamas di Jalur Gaza, setelah konflik yang berlangsung selama tujuh minggu menewaskan ribuan warga Palestina.
Namun, saat itu, Mohamed dipercayai masih hidup dan hidup di terowongan bawah tanah Gaza selama bertahun-tahun.
Meskipun Mohamed anak bungsu, ia disebut sangat dekat dengan Yahya Sinwar.
Menurut Ketua Forum Studi Palestina di Dayan Center di Universitas Tel Aviv, Michael Milshtein, Mohamed terlibat dalam perencanaan serangan ke Israel pada 7 Oktober 2023.
"Dia terlibat dalam pengambilan keputusan dan sangat terlibat dalam perencanaan serangan 7 Oktober bersamanya (Yahya Sinwar)," katanya.
Karena dianggap tokoh Hamas yang paling berpengaruh, Mohamed masuk dalam daftar buron IDF, bersama petinggi kelompok militan Palestina lainnya.
Dikutip dari Times of Israel, bagi siapa saja yang mengetahui informasi tentang Mohamed, akan mendapat imbalan sebesar 300 ribu dolar Amerika.
Upaya Israel Membanjiri Terowongan Hamas
Pada Selasa (12/12/2023), Israel telah mulai membanjiri beberapa terowongan milik Hamas di Gaza menggunakan air laut, dalam upaya menghancurkan jaringan bawah tanah kelompok militan Palestina.