TRIBUNNEWS.COM - Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) menyebut Jalur Gaza adalah tempat paling berbahaya di dunia bagi anak-anak.
Hal ini dikatakan UNICEF dua hari setelah serangan udara Israel menghantam rumah sakit utama di wilayah kantong tersebut.
Serangan itu menewaskan banyak orang termasuk pasien yang di antaranya adalah anak-anak.
“Jalur Gaza adalah tempat paling berbahaya di dunia bagi anak-anak."
"Dan hari demi hari, kenyataan brutal itu semakin diperkuat,” kata juru bicara UNICEF, James Elder dalam konferensi pers di Jenewa, Selasa (19/12/2023), dilansir EFE.
Baca juga: Hindari Veto AS, PBB Kembali Tunda Pemungutan Suara untuk Pengiriman Bantuan ke Gaza
James Elder menyebut, rumah sakit Nasser di kota utama Khan Younis di Gaza selatan (fasilitas terbesar yang masih berfungsi) dibom dua kali dalam 48 jam terakhir.
Rumah sakit ini tidak hanya menampung sejumlah besar anak-anak yang terluka parah akibat serangan terhadap rumah mereka, namun juga ratusan perempuan dan anak-anak yang mencari keselamatan.
“Selama 48 jam terakhir, rumah sakit terbesar yang masih berfungsi penuh di Gaza telah ditembaki sebanyak dua kali,” kata James Elder.
Selain itu, James Elder mengungkapkan kemarahannya atas situasi di sana setelah kembali dari wilayah Palestina yang terkepung.
“Saya marah karena mereka yang berkuasa mengabaikan mimpi buruk kemanusiaan yang menimpa satu juta anak ,” katanya, dikutip dari The News Arab.
Baca juga: Tentara Wanita Israel Nekat Berdiri di Depan Tank saat Tembaki Gaza, IDF: Ini Pelanggaran
Ia lalu berbicara tentang anak-anak yang diamputasi dan kemudian dibunuh di rumah sakit tersebut, ketika pemboman Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya di Jalur Gaza berlanjut sejak 7 Oktober 2023.
“Saya marah karena semakin banyak anak-anak yang bersembunyi saat ini, yang pasti akan terkena pukulan dan diamputasi dalam beberapa hari mendatang,” tambah dia.
Terbaru, serangan Israel di Gaza hanya dalam satu hari telah menewaskan sekitar 100 warga Palestina dan melukai ratusan lainnya, seperti diberitakan Al Jazeera.
Pemungutan suara Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengenai rancangan resolusi untuk menghentikan pertempuran telah ditunda dan sekarang diperkirakan akan dilaksanakan pada hari Rabu.
Baca juga: Houthi: Koalisi Internasional Dipimpin AS Dibentuk untuk Lindungi Israel Lanjutkan Kejahatan di Gaza