Pada Juli 2023, militer Iran menyita sebuah kapal tanker komersial dengan alasan pihaknya mendapat perintah dari pengadilan Iran untuk menyita kapal tersebut di perairan Teluk.
Dilansir Reuters, AS merespons dengan bersiap menawarkan jasa Marinir terlatih mereka untuk berada di kapal-kapal yang akan melintasi Selat Hormuz berada di antara Iran dan Oman.
"Namun pejabat itu mengatakan pada akhirnya terserah pada kapal komersial apakah akan meminta pasukan untuk melakukan bagian perjalanan yang sangat berbahaya di Selat Hormuz," tulis laporan Reuters.
US Naval Institute (USNI) dalam lansirannya merinci, marinir terlatih AS itu adalah anggota Unit Ekspedisi Marinir ke-26 (Kemampuan Operasi Khusus) yang menaiki tiga kapal Bataan Amphibious Ready Group.
"Mereka diterbangkan dari kapal di Eropa dan tiba di Bahrain untuk pelatihan sebagai tim keamanan kapal, dan tim pelaut tambahan yang sudah dikerahkan atau ditempatkan di wilayah Komando Pusat AS sedang menjalani pelatihan," kata seorang pejabat AS yang mengetahui rencana tersebut, tulis USNI.
Kapal Tanker Ikut Ubah Rute?
Menurut FT, belum diketahui pasti apakah kapal tanker minyak dan gas serta kapal curah akan menyewa jasa pengaman serta mengubah ulang jalur pelayaran keliling Afrika.
Pengiriman minyak dan gas alam cair tidak hanya bergerak ke utara melalui Terusan Suez ke Eropa, namun juga ke selatan melalui terusan dari Rusia menuju Asia.
Rusia mulai mengekspor minyak ke Asia setelah dimulainya perang Ukraina tahun 2022.
Negara-negara Eropa yang berusaha mengisolasi Rusia memutuskan hubungan dengan gas alam murah yang disediakan oleh Rusia dan malah beralih mengimpor gas alam cair yang lebih mahal melalui kapal tanker dari AS dan negara-negara Teluk.
(oln/*/rtrs/FT/TC)