Dia menyebut kasus infeksi yang resisten terhadap antimikrobal sudah lama menjadi masalah besar di Gaza.
Hal itu disebabkan oleh ketidakcocokan penggunaan antibiotik dan kegagalan pasien untuk menjalani pengobatan secara lengkap karena kurangnya obat-obatan.
Seperti Davidovitch, Prof. Galia Rahav yang menjadi kepala Asosiasi Penyakit Menular Israel mengatakan masalah bakteri yang resisten di Gaza telah lama diketahui.
"Agar jelas, tentara IDF yang terluka tidak dirawat di rumah sakit Gaza. Mereka terkena infeksi ini karena bakteri, jamur, atau parasit di tanah atau lumpur di Gaza tempat mereka berbaring hingga dievakuasi. Mereka memiliki luka terbuka yang panjang dan diinfeksi mikroba," kata Davidovitch.
Baca juga: Warga Gaza Dilanda Kelaparan Akut Jika Perang Israel-Hamas Tak Segera Berakhir
Sistem kesehatan diminta Israel bersiap
Keberadaan ratusan ribu ribu tentara Israel di Gaza memunculkan kemungkinan mereka terinfeksi penyakit di Gaza dan menularkannya ketika sudah pulang ke Israel.
Saat ini tentara Israel tidak banyak berkontak langsung dengan warga di Gaza selatan. Akan tetapi, mereka nantinya bisa lebih sering berkontak.
"Jika perang berlanjut, akan ada lebih banyak interaksi antara tentara dan masyarakat setempat dalam beberapa pekan atau bulan mendatang," ujar Davidovitch.
"Itu pastinya memunculkan lebih banyak kemungkinan tentara IDF terinfeksi dan mereka membawa infeksi itu ke Israel saat pulang."
Davidovitch mengatakan IDF dan pejabat Israel harus membuat rencana untuk menanganinya.
Baca juga: AS Tolak Permintaan Heli Apache Terbaru oleh Israel, Pengiriman Amunisi Tank Dipercepat
(Tribunnews/Febri)