Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JEPANG -- Badan Meteorologi Jepang telah mencabut semua peringatan waspada tsunami di sepanjang Laut Jepang. Peringatan itu dikeluarkan setelah gempa mematikan melanda pada Senin (01/01/2024) sore.
"Setidaknya 30 orang meninggal, tetapi jumlahnya masih bisa bertambah," tulis laporan NHK, Selasa (2/1/2024).
Para pejabat memperingatkan bahwa gempa dengan intensitas serupa mungkin terjadi pekan depan, terutama dalam dua hingga tiga hari ke depan.
Baca juga: Pihak Kementerian Luar Negeri RI Belum Terima Laporan WNI Jadi Korban Gempa di Jepang
Gempa bermagnitudo 7,6 terjadi di Provinsi Ishikawa, Jepang tengah, pada Hari Tahun Baru. Gempa tersebut juga memicu peringatan tsunami besar.
Beberapa kota di Ishikawa terlanda tsunami. Kota Wajima melaporkan tsunami berukuran lebih dari 120 sentimeter dan Kanazawa mencatat gelombang setinggi 90 sentimeter.
Pemadam kebakaran mengatakan telah menerima lebih dari 50 laporan rumah yang roboh. Para anggotanya juga menanggapi laporan adanya orang-orang yang terjebak di bawah bangunan yang rusak.
Pihak berwenang dan rumah sakit mengatakan kepada NHK bahwa puluhan orang terluka di empat provinsi lain, termasuk Niigata dan Toyama.
Pejabat kota di Wajima mengatakan kebakaran terjadi di pusat kota, merusak lebih dari 50 toko dan rumah.
Badan Meteorologi Jepang mengatakan, setelah gempa bermagnitudo 7,6 itu, terjadi sekitar 100 guncangan di wilayah tersebut.
Polisi di Kota Himi, Provinsi Toyama, mengatakan telah menerima laporan adanya retakan di jalan di beberapa lokasi. Seorang pejabat kota di Oyabe menerima beberapa laporan tentang pipa air yang rusak.
Pejabat kota di Nomi, Provinsi Ishikawa, mengatakan bahwa sekitar 100 orang sempat berlindung di balai kota.
Perusahaan Tenaga Listrik Hokuriku mengatakan telah mematikan dua generator di pembangkit listrik tenaga termal Nanao Ota di Kota Nanao, Provinsi Ishikawa.
Para pejabat mengatakan puluhan ribu rumah tangga di provinsi Ishikawa, Niigata, dan Toyama mengalami pemadaman listrik.
Otoritas Regulator Nuklir mengatakan ledakan dan bau sesuatu yang terbakar tercatat di PLTN Shika di Provinsi Ishikawa.
Operatornya mengatakan pihaknya kehilangan daya dari trafo, tetapi kedua reaktor nuklir tersebut dapat berfungsi dengan baik menggunakan sistem cadangan.