Sejarah Masjid Agung Omari
Masjid Agung Omari didirikan pada masa pemerintahan Khalifah Omar bin al-Khattab.
Dulunya Masjid Agung Omari merupakan kuil Romawi dan kemudian menjadi gereja.
Bbangunan ini menjadi masjid terbesar pasca penaklukan Islam.
Terletak di kota tua Gaza, dekat Palestine Square, luasnya 4.100 meter persegi, dengan halaman seluas 1.190 meter persegi yang dapat menampung lebih dari 3.000 jamaah.
"Saya tidak pernah berpikir perang ini akan menghancurkan masjid-masjid," keluh Saeed Labad, penduduk asli Gaza.
Pria berusia 45 tahun itu kini tinggal di Turki, namun keluarganya tinggal di dekat Masjid Al-Omari di Shujaiyya, Kota Gaza.
Baca juga: Akibat Pembatasan IDF, Masjid Al-Aqsa Kosong Melompong, Hanya 3.500 Orang yang Bisa Salat Jumat
Kementerian Pariwisata dan Purbakala mengutuk penghancuran Masjid Omari sebagai bagian dari rencana Israel untuk menghapus warisan Palestina.
Dikatakan bahwa tindakan tersebut melanggar perjanjian internasional, termasuk Konvensi Den Haag tahun 1907, Konvensi Jenewa Keempat tahun 1949 dan konvensi UNESCO tentang perlindungan kekayaan budaya.
Kementerian mencatat akar sejarah masjid ini berasal dari biara Bizantium pada abad kelima Masehi.
Mereka memandang penghancuran Masjid Agung Omari tersebut sebagai "kejahatan terhadap warisan budaya rakyat Palestina", yang melambangkan hubungan mereka dengan tanah air.
Masjid Al-Aqsa Kosong Melompong
Belum lama ini, Otoritas Israel dilaporkan masih memberlakukan pembatasan ketat terhadap warga Palestina yang menggelar salat di masjid.
IDF melarang warga Palestina memasuki Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki.