Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, JERUSALEM – Militer Israel menarik tank-tanknya keluar dari beberapa distrik di Kota Gaza hari Senin (1/1/2024) sebagai bagian dari strateginya mengubah taktik perang melawan Hamas.
“Tank-tank ditarik keluar dari distrik al-Mina di Kota Gaza dan sebagian distrik Tel al-Hawa, sambil mempertahankan beberapa posisi di pinggiran kota yang mengendalikan jalan pantai utama di wilayah kantong tersebut,” kata warga setempat.
Petunjuk mengenai penurunan tempo agresi di Gaza muncul ketika Angkatan Laut Amerika Serikat mengumumkan bahwa kapal induk Gerald R. Ford kembali ke pelabuhan asalnya di Virginia, AS.
Sebelumnya, kapal induk ini mereka kerahkan ke Mediterania Timur pasca pecahnya perang Hamas-Israel.
Sebelumnya, Israel menyatakan akan tetap melanjutkan perangnya melawan Hamas di Gaza sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Perang Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober 2023 ketika militan Hamas menyerbu bagian selatan Israel.
Israel sendiri telah kehilangan sepertiga dari 5.000an tentaranya yang dikirim ke Gaza menurut klaim Hamas. Sebanyak 700 lebih tank Israel juga hancur di tangan gerilyawan Hamas yang melancarkan strategi perang kota jarak dekat dengan didukung senjata RPG.
Strategi Israel mengubah siasat perangnya melawan Hamas menandakan fase barunya di Gaza.
Baca juga: Perang Israel-Hamas Meluas, Iran Kerahkan Kapal Perang Alborz ke Laut Merah
Seorang pejabat Israel mengatakan bahwa militer akan menarik pasukan di Gaza bulan ini dan beralih ke fase operasi “pembersihan” yang lebih terlokalisasi selama berbulan-bulan.
“Pengurangan pasukan akan memungkinkan beberapa pasukan cadangan untuk kembali ke kehidupan sipil, menopang perekonomian Israel yang dilanda perang, dan membebaskan unit jika terjadi konflik yang lebih luas di utara dengan Hizbullah Lebanon yang didukung Iran,” kata pejabat itu.
Baca juga: Perang Terbuka Laut Merah Dimulai, AS Tenggelamkan Kapal Yaman, Houthi Siap Balas Kematian Pasukan
Peralihan Israel ke tahap baru dalam konflik ini terjadi setelah pemboman awal dan invasi darat yang dimulai pada 27 Oktober 2023.
Serangan udara dan artileri terus menghantam seluruh daerah kantong tersebut selama periode tersebut, sehingga sebagian besar wilayah tersebut hancur.
Ketika tank-tank dan pasukan Israel telah menguasai sebagian besar wilayah utara Gaza, dan terus bergerak maju ke tengah dan sebagian wilayah selatan, Hamas merespons dengan serangan gerilya dari terowongan dan bunker di jalan-jalan sempit di wilayah kantong tersebut.
Ambisi Israel Kuasai Perbatasan Gaza
Akhir pekan lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan negaranya harus mengambil kembali kendali atas perbatasan Gaza dengan Mesir, sebuah wilayah yang sekarang dipenuhi warga sipil yang melarikan diri dari pembantaian di wilayah kantong lainnya.
Perebutan kembali perbatasan tersebut juga bisa menjadi sebuah kemunduran de facto dari penarikan Israel dari Gaza pada 2005, sehingga menimbulkan pertanyaan baru mengenai masa depan wilayah tersebut dan prospek terbentuknya negara Palestina.
Di sisi lain, Washington mengatakan Israel harus mengizinkan pemerintah Palestina mengendalikan Gaza ketika konflik selesai.