Namun, Israel bersikeras bahwa pembunuhan seorang pemimpin Hamas di Beirut itu bukanlah serangan terhadap Lebanon, karena musuh-musuhnya memperingatkan 'hukuman' atas kematiannya.
Seorang juru bicara Israel mengatakan Saleh al-Arouri tewas dalam serangan bedah terhadap kepemimpinan Hamas.
Sosok Saleh al-Arouri
Pembunuhan Saleh al-Arouri di Beirut merupakan serangan pertama dalam kampanye pembunuhan di luar negeri yang dijanjikan oleh pejabat Israel selama beberapa bulan.
Sasarannya dipilih dengan cermat yakni salah satu pemimpin paling senior Hamas dan hubungan utama organisasi tersebut dengan Iran dan milisi Hizbullah yang bermarkas di Lebanon.
Dikutip dari The Guardian, Saleh al-Arouri juga berpengaruh di Tepi Barat yang diduduki, tempat ia dilahirkan dan tempat kekerasan meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Beberapa pejabat Israel juga percaya bahwa pria berusia 57 tahun itu mungkin sudah mengetahui sebelumnya tentang rencana melancarkan serangan berdarah ke Israel sebelum serangan pada 7 Oktober 2023.
Baca juga: Macron Serukan Israel Hindari Eskalasi Usai Tewasnya Saleh Al-Arouri, Takut Perang Meluas ke Lebanon
Saleh al-Arouri terlibat dalam aktivisme Islam ketika menjadi mahasiswa di Universitas Hebron pada pertengahan tahun 1980an, saat ideologi tersebut sedang berkembang pesat di Timur Tengah.
Dia bergabung dengan Hamas segera setelah pendiriannya segera setelah intifada pertama dan membantu membentuk sayap militer Hamas, Brigade Izz al-Din al-Qassem.
Baru-baru ini, Saleh al-Arouri berperan dalam perundingan yang ditengahi oleh Qatar, yang berujung pada pembebasan sekitar 240 sandera yang disandera oleh Hamas.
Para ahli di Israel mengatakan negosiator veteran tersebut bertanggung jawab menyusun daftar nama-nama yang akan dibebaskan oleh kedua belah pihak.
Peran Saleh al-Arouri pun dikatakan sangat diperlukan.
Baca juga: Israel Siaga Tinggi, Buntut Tewasnya Bos Hamas Saleh Al-Arouri
Sebagai informasi, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berulang kali mengisyaratkan dalam beberapa bulan terakhir bahwa para pemimpin Hamas menjadi sasarannya.
Pada November 2023, Netanyahu mengatakan pada konferensi pers bahwa dia telah menginstruksikan Mossad, badan intelijen luar negeri Israel, untuk membunuh semua pemimpin Hamas di mana pun mereka berada.
Sebelumnya, Kantor Berita Nasional Lebanon mengatakan ledakan itu menewaskan enam orang dan dilakukan oleh pesawat tak berawak Israel.