Dia menekankan krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza, di mana seluruh penduduknya bergulat dengan kelaparan akut.
Laporan IPC juga menunjukkan potensi suram bagi seluruh penduduk Gaza, sekitar 2,2 juta orang, untuk mengalami "kelaparan besar-besaran" dalam enam bulan ke depan jika blokade Israel terus berlanjut.
Blokade tersebut telah sangat menghambat distribusi makanan dan kebutuhan pokok lainnya di wilayah tersebut, dengan adanya kampanye pengeboman yang sedang berlangsung.
Baca juga: Sibuk Hancurkan Gaza, Agrikultur Israel Morat-marit, Hasil Panen Yordania Banjiri Pasar
Berdasarkan sistem klasifikasi IPC, kelaparan ditentukan berdasarkan tiga kriteria: lebih dari 20 persen penduduk suatu wilayah kelaparan, 30 persen anak-anak mengalami kekurangan gizi atau sangat kurus, dan angka kematian dua kali lipat rata-rata.
Saat ini, Gaza hanya memenuhi kriteria pertama, namun situasinya memburuk dengan cepat.
Husain menekankan betapa mendesaknya situasi ini, dan mencatat bahwa hampir seperempat penduduk Gaza sudah mengalami kelaparan, dengan separuh penduduk berada dalam keadaan darurat kerawanan pangan dan sisanya menghadapi krisis kelaparan akut.
"Intinya adalah, di Gaza, saat ini hampir semua orang kelaparan," ungkap Husain.
Ekonom tersebut menyimpulkan dengan seruan untuk bertindak, menekankan perlunya tindakan pencegahan dibandingkan tindakan reaktif.
Baca juga: Sibuk Hancurkan Gaza, Agrikultur Israel Morat-marit, Hasil Panen Yordania Banjiri Pasar
"Anda harus bertindak untuk menghindari kelaparan, bukan? Karena kalau bilang, 'Oke, ayo kita bertindak saat terjadi kelaparan', itu berarti sudah banyak orang yang meninggal, anak-anak terbuang sia-sia, orang-orang sudah kelaparan."
"Itu bukan intinya. Intinya adalah kita tidak boleh membiarkan suatu populasi mencapai keadaan itu," katanya.
(Tribunnews.com/Whiesa)