Perang Gaza Lawan Hamas Kuras Keuangan Negara, Israel Mau Tutup Puluhan Kantor Pemerintahan
TRIBUNNEWS.COM - Saluran televisi Israel, Channel 12, Jumat (5/1/2024) menyiarkan laporan yang menyebut Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sedang mempertimbangkan untuk menutup kantor-kantor pemerintah.
Penutupan puluha instansi pemerintahan Israel ini disebutkan karena tingginya biaya perang di Gaza.
Begitu tingginya biaya perang sampai-sampai Israel harus mengalihkan anggaran belanja negara mereka untuk dana perang.
Baca juga: Rapat Larut Malam Kabinet Perang Israel Diwarnai Perkelahian Verbal: Kepala Militer Kena Bentak
Laporan Channel 12 mengindikasikan kalau biaya perang yang sedang berlangsung diperkirakan mencapai miliaran syikal, tanpa menyebutkan jumlah pastinya.
"Oleh karena itu, pemerintah Israel mencari cara untuk mengurangi biaya dan memangkas kantor-kantor pemerintah," ungkap laporan tersebut.
Media tersebut juga mengungkapkan, ada rekomendasi Kementerian Keuangan Israel untuk menutup 10 kantor pemerintahan, mengingat belum ada menteri yang memutuskan mundur.
Baca juga: Penarikan Tentara Israel dari Gaza Bukan untuk Berhenti Tapi Awal dari Perang Total Lawan Hizbullah
Penarikan Pasukan
Tingginya biaya perang disbeut-sebut juga membuat Perdana Menteri Benyamin Netanyahu meminta 300.000 pasukan cadangannya pulang dari medan perang di jalur Gaza.
Hal ini terjadi setelah puluhan tank dan kendaraan tempur Israel ditarik keluar dari Gaza,
Hal tersebut diungkap Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Daniel Hagari.
Dalam keterangan resminya Hagari menyebut penarikan ratusan pasukan cadangan dari jalur Gaza dilakukan sesuai permintaan PM Benjamin Netanyahu.
Seusai ditarik dari medan perang, 300 ribu pasukan IDF itu rencananya akan dikembalikan ke rumah atau keluarga masing – masing.
Baca juga: Jumlah Warga Palestina yang Tewas dalam Perang Israel-Hamas Sejak 7 Oktober Capai 22.509 Jiwa
Daniel berdalih, strategi ini sengaja diperintahkan Netanyahu agar para pasukan bisa kembali mengisi energi dengan begitu mereka dapat lagi memulai tugas baru untuk melakukan penyerangan kepada Hamas di Gaza.
“Beberapa tentara cadangan akan kembali ke keluarga dan pekerjaan mereka minggu ini. Adaptasi ini dimaksudkan untuk memastikan perencanaan dan persiapan melanjutkan perang pada tahun 2024," ujar Daniel.