News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Perang Gaza Lawan Hamas Kuras Keuangan Israel, Netanyahu Mau Tutup Puluhan Kantor Pemerintahan

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memimpin rapat Kabinet di Kirya, yang menampung Kementerian Pertahanan Israel, di Tel Aviv pada 17 Desember 2023.

Namun banyak pihak menilai bahwa penarikan 300.000 tentara dari Gaza merupakan sinyal kekalahan Israel buntut dari membengkaknya biaya perang yang saat ini telah mencapai 58 miliar dolar AS atau sekitar Rp 890 triliun, sebagaimana dikutip dari Washington Post.

Bank Sentral Israel bahkan memperkirakan bahwa dampak perang akan membuat ekonomi Israel mengalami krisis sepanjang 2024. Hingga Bank Sentral Israel, terpaksa memangkas suku bunga acuan untuk pertama kalinya sejak 2020, dari awalnya 4,75 persen menjadi 4,5 persen.

“Perekonomian Israel pada dasarnya kuat dan memiliki karakteristik yang diperlukan untuk mencapai kesejahteraan bahkan ketika sedang berperang. Namun hal ini tidak terjadi dengan sendirinya,” kata Gubernur Bank Sentral Israel Amir Yaron.

Baca juga: Amerika Serikat Tolak Seruan Pejabat Israel untuk Usir Warga Palestina dari Gaza

Dengan menarik pasukan cadangannya dari Gaza setidaknya, pemerintah Israel dapat menekan pembengkakan biaya operasional perang.

Kemiskinan di Israel Meroket

Imbas perang, kini tingkat kemiskinan Israel dilaporkan melonjak tajam. Menurut catatan tahunan yang dirilis perusahaan riset Alternative Poverty Report sebanyak 19,7 persen warga Israel kini kehilangan pendapatan imbas agresi perang.

Tak hanya itu, dalam laporannya Alternative Poverty Report juga mengungkap dampak perang telah mendorong pemerintahan Tel Aviv untuk melakukan pemangkasan bantuan ekonomi- sosial pada sejumlah lembaga amal.

Impak lain yang ditimbulkan dari perang sebanyak 79,3 persen warga Israel menderita penyakit kronis lantaran kesulitan mendapatkan akses perawatan kesehatan gratis.

Bahkan tak sedikit pula masyarakat yang mengurangi porsi mak hingga memaksa anak-anaknya untuk berpuasa karena kesulitan untuk membeli kebutuhan pokok.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini