Laporan tersebut menjelaskan “biaya pertempuran tentara Israel pada bulan Oktober lalu, termasuk perekrutan 360.000 tentara cadangan pada awal perang, mencapai satu miliar shekel ($270,35 juta).”
“Karena demobilisasi massal puluhan ribu tentara dalam beberapa hari terakhir, biaya yang harus dikeluarkan saat ini mencapai 600 juta shekel ($164,11 juta) per hari,” tambah laporan itu.
Israel telah setuju untuk membayar 300 shekel ($82) setiap hari hingga akhir tahun 2024 kepada setiap tentara cadangan yang direkrut, dan mencatat “pembayaran ini saja telah mencapai sekitar 9 miliar shekel ($2,46 miliar) sejauh ini,” menurut surat kabar tersebut.
Menyoroti kerusakan ekonomi Israel, laporan tersebut mengatakan “ada sekitar 125.000 pengungsi dari utara dan selatan (Israel).
Biaya untuk mengurus para pengungsi lokal Israel itu mencapai miliaran syikal.
Saat ini, setiap orang yang menginap di hotel menerima 6.000 NIS [$1.618] per bulan untuk orang dewasa dan 3.000 NIS [$809] untuk anak-anak.
Untuk saat ini, tampaknya banyak pengungsi yang tidak dapat kembali ke rumah mereka dalam beberapa bulan mendatang.”
Laporan tersebut mencatat bahwa dukungan global terhadap Israel semakin berkurang setiap harinya seiring dengan berlanjutnya perang.
Sejak 7 Oktober, tentara pendudukan Israel telah melancarkan perang genosida di Gaza, menewaskan 22.835 warga Palestina dan melukai 58.416 orang.
Bombardemen yang menghancurkan telah menyebabkan kerusakan infrastruktur besar-besaran dan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, menurut otoritas Jalur Gaza dan PBB.
(oln/Memo/*)