TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengakui pangkalan udara Meron terkena serangan rudal Kornet-EM Hizbullah, Sabtu (6/1/2024).
The Times of Israel menyebut Iron Dome, sistem anti-udara canggih milik Israel, tidak dirancang untuk menghadapi ancaman semacam ini.
Media Israel itu juga menyebut tentara Israel telah membuka penyelidikan atas serangan tersebut demi menghindari insiden dan kegagalan serupa.
Dilaporkan pula bahwa IDF mengakui kerugian yang sama seperti yang dilaporkan Hizbullah.
Di Telegram, Hizbullah mengunggah video saat pangkalan Meron menjadi sasaran sejumlah peluru kendali, yang kemudian diidentifikasi sebagai peluru kendali anti-tank Kornet-EM.
Mengutip Al Mayadeen, pangkalan Meron adalah salah satu pusat paling strategis bagi seluruh entitas Israel sekaligus pusat komando militer dan intelijen utama di front utara.
Terletak di puncak Gunung Jarmaq, puncak tertinggi di Palestina yang diduduki, pangkalan ini berjarak sekitar 8 km dari perbatasan Lebanon.
Pangkalan Meron adalah satu-satunya fasilitas yang bertanggung jawab untuk mengelola dan mengendalikan operasi udara menuju Suriah, Lebanon, Turki, dan Siprus, serta bagian utara cekungan Laut Mediterania timur.
Selain itu, pangkalan tersebut bertindak sebagai pusat interferensi peperangan elektronik ke arah yang disebutkan di atas.
Meron dikelola oleh sejumlah besar perwira dan tentara elit Israel.
Dilaporkan sebelumnya, Hizbullah mengumumkan pada Sabtu pagi akan menyerang pangkalan itu dengan 62 rudal atau roket.
Baca juga: IAF Kerahkan Balon Udara Tal Shamaim untuk Bantu Perangi Hizbullah di Perbatasan Lebanon
Hizbullah menyatakan bahwa langkah itu adalah "balasan awal" terhadap tewasnya pemimpin senior Hamas Shiekh Saleh al-Arouri dan rekan-rekannya pada 2 Januari lalu di Beirut.
Sementara itu, meskipun tidak ada sistem yang dapat mencegat rudal anti-tank yang sedang menuju ke Meron, tidak jelas mengapa tentara Israel tidak memasang pagar di sekitar fasilitas penting itu, seperti yang dilakukan di sepanjang perbatasan utara.
Israel mengklaim bahwa tembok-tembok itu dapat menyerap dampak rudal anti-tank, dan mencegah setidaknya sebagian kerusakan pada fasilitas di pangkalan.
Setelah pangkalan Meron menjadi sasaran, Media Israel juga melaporkan bahwa Angkatan Udara Israel (IAF) mengaktifkan kembali balon mata-mata "Tal Shamayim" ("Sky Dew").
Balon udara itu berfungsi memberi Israel peringatan dini jarak jauh terhadap serangan udara dan ancaman apapun.
Misi Hizbullah: membutakan sistem intelijen Israel
Sejak hari pertama eskalasi perbatasan Israel-Lebanon, Hizbullah memfokuskan operasinya untuk menargetkan mata-mata militer Israel dan perangkat intelijen di pangkalan-pangkalan Israel yang membentang di sepanjang perbatasan Lebanon-Palestina.
Operasi Meron, mengingat peran penting pangkalan tersebut, merupakan operasi Hizbullah yang paling signifikan sejauh ini.
Sebelumnya, media Israel mengatakan Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah telah mengejar tujuan sejak awal perang, yaitu untuk “membutakan sistem Israel di wilayah utara.”
Mengomentari operasi tersebut, seorang analis Israel untuk Channel 14 menyoroti bahwa pendudukan Israel sengaja menyembunyikan tingkat kerusakan yang terjadi pada sistem intelijen di pangkalan penting tersebut.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)