TRIBUNNEWS.COM - Ekuador dalam keadaan darurat selama 60 hari setelah gembong narkoba hilang dari sel penjara.
Pemerintah mengumumkan keadaan darurat setelah salah satu penjahat paling berbahaya yang merupakan pemimpin geng narkoba Los Choneros di Ekuador, Adolfo Macías, menghilang dari selnya.
Kantor berita KSN melaporkan bahwa Komandan Jenderal Polisi César Zapata membenarkan bahwa Macías menghilang dari selnya.
Dilansir The Guardian, gembong narkoba berusia 44 tahun dilaporkan hilang pada Minggu (7/1/2024) dari penjara di kota pelabuhan Guayaquil, tempat dirinya menjalani hukuman sebelum dipindahkan ke fasilitas keamanan maksimun di lokasi lain.
Sipir dilumpuhkan dan disandera di tengah kerusuhan penjara di seluruh negeri.
Perburuan besar-besaran berlangsung pada Senin (8/1/2024).
Ribuan tentara dan polisi dikerahkan mencari Macías alias Fito.
Otoritas penjara Ekuador memberikan konfirmasi bahwa sipir disandera di lima penjara di seluruh negeri, tetapi tidak ada rincian lebih lanjut yang dibagikan.
Video yang tidak bisa diverifikasi beredar luas di media sosial menunjukkan para sipir tampak disandera oleh anggota geng bertopeng yang menggunakan senjata pisau.
Baca juga: Bos Kartel Narkoba Ekuador Dikubur Bersama Senjata untuk Lindungi Diri di Akhirat
Terlihat seseorang membacakan pernyataan berisi permohonan kepada Presiden Ekuador untuk menyelamatan nyawa dan keamanan mereka.
"Kami adalah ayah, kepala rumah tangga, yang dalam banyak kasus memahami tindakan Anda," bunyi pernyataan dalam video tersebut.
"Tetapi kami menegur Anda karena tidak peduli dengan kami yang berada di medan perang, menghadapi peluru," kata pernyataan yang kebenarannya belum dapat dipastikan atau diverifikasi secara independen.
Kantor Kejaksaan Ekuador menulis sebuah cuitan di platform X pada Minggu (7/1/2024) bahwa mereka sedang menyelidiki kasus hilangnya Adolfo Macías dari sel penjaranya.
Pada Senin (8/1/2024), buntut dari hilangnya gembong narkoba itu dari sel, dua pejabat ditangkap karena dicurigai membantu pelarian Adolfo Macías.