News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ekuador dalam Keadaan Darurat 60 Hari, Gembong Narkoba Hilang dari Sel Penjara

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Febri Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemandangan dari udara menunjukkan pesan mengenai geng kriminal Adolfo Fito Macias, yang ditulis oleh narapidana di penjara Regional 8 di Guayaquil, Ekuador, diambil pada 8 Januari 2024, sehari setelah Polri dan TNI melakukan operasi keamanan gabungan di penjara tersebut. tempat. Pemimpin geng kriminal utama Ekuador Adolfo Macías, alias Fito, diperkirakan melarikan diri pada 7 Januari beberapa jam sebelum operasi di penjara tempat dia menjalani hukumannya, kata Sekretaris Jenderal Komunikasi Roberto Izurieta pada hari Senin. Menyusul kaburnya pemimpin geng narkoba Los Choneros, insiden dilaporkan terjadi di beberapa penjara di negara tersebut.

Adolfo Macías dijatuhi hukuman penjara selama 34 tahun, dan dia telah di penjara sejak 2011 atas tuduhan penyelundupan narkoba, pembunuhan, dan kejahatan terorganisir.

Pria itu berada di penjara Guayas 4, yang dikenal sebagai La Regional, di Guayaquil, kota pelabuhan di pusat perang narkoba yang kejam.

Kantor Sistem Pemasyarakatan Ekuador pada Senin (8/1/2024), bahwa mereka berencana memberikan lebih banyak informasi terkait kasus ini.

Pemandangan dari udara menunjukkan pesan mengenai geng kriminal Adolfo "Fito" Macias, yang ditulis oleh narapidana di penjara Regional 8 di Guayaquil, Ekuador, diambil pada 8 Januari 2024, sehari setelah Polri dan TNI melakukan operasi keamanan gabungan di penjara tersebut. tempat. Pemimpin geng kriminal utama Ekuador Adolfo Macías, alias "Fito", diperkirakan melarikan diri pada 7 Januari "beberapa jam sebelum" operasi di penjara tempat dia menjalani hukumannya, kata Sekretaris Jenderal Komunikasi Roberto Izurieta pada hari Senin. Menyusul kaburnya pemimpin geng narkoba Los Choneros, insiden dilaporkan terjadi di beberapa penjara di negara tersebut. (Enrique ORTIZ / AFP)

Sebagai tanggapannya, Presiden Ekuador, Daniel Noboa, mengumumkan keadaan darurat selama 60 hari pada Senin (8/1/2024) malam.

"Waktunya sudah habis bagi mereka yang dihukum karena perdagangan narkoba, pembunuhan, dan kejahatan terorganisir memberi tahu pemerintah apa yang harus dilakukan," kata Nonoba.

Noboa (35) terpilih jelang akhir tahun kemarin.

Janjinya saat dilantik sebagai Presiden Ekuador adalah menindak kejahatan dengan kekerasan.

Ia mengaku telah memerintahkan jajarannya agar tentara dan polisi mengambil tindakan.

"Kami tidak akan bernegosiasi dengan teroris dan kami tidak akan beristirahat sampai kami mengembalikan perdamaian ke warga Ekuador," kata Noboa dalam pesan yang disampaikan di media sosial.

Kekerasan mengerikan

Dalam beberapa tahun terakhir, negara di Amerika Selatan ini mengalami penurunan kekerasan yang mengerikan.

Pemerintahan berturut-turut terbukti tidak mampu mengendalikan faksi-faksi kejahatan terorganisir.

Hilangnya Macías membuat pihak berwenang berebut untuk mencari tahu apakah pria itu melarikan diri seperti yang dia lakukan satu dekade lalu dari penjara lain.

Los Choneros adalah salah satu geng di Ekuador yang dianggap oleh pihak berwenang bertanggung jawab atas peningkatan kekerasan yang mencapai tingkat baru tahun lalu dengan pembunuhan calon presiden Fernando Villavicencio .

Analis keamanan mengatakan geng tersebut mempunyai hubungan dengan kartel Sinaloa Meksiko.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini