Di tengah angka-angka ini dan krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung, tekanan terhadap Israel meningkat selama berminggu-minggu untuk mengakhiri peperangan tanpa pandang bulu.
Secara khusus, Amerika Serikat (AS), pendukung utama Israel, kabarnya ikut menekan Tel Aviv untuk mengakhiri taktik pemboman yang meluas, dan terkait dengan jatuhnya korban sipil.
Namun, Israel tetap tak bergeming.
Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu menegaskan perang tidak akan berakhir sampai tujuan melenyapkan Hamas, mengembalikan sandera Israel, dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman tercapai.
Juru bicara militer menegaskan kembali pendiriannya, dengan menyatakan bahwa "pertempuran akan terus berlanjut selama tahun 2024."
"Kami beroperasi sesuai dengan rencana untuk mencapai tujuan perang, untuk membubarkan Hamas di utara dan selatan," paparnya.
Namun, seiring dengan meningkatnya jumlah korban tewas, risiko perang yang dapat memicu konflik regional tampaknya semakin meningkat.
Kekerasan juga berkobar di Tepi Barat yang diduduki, di perbatasan Israel-Lebanon, di Irak dan Suriah, dan di Laut Merah.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)