News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

NIS: Korea Utara Pasok Senjata untuk Hamas, Kirim Roket Berdaya Ledak Tinggi untuk Lawan Israel

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Suci BangunDS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto yang dirilis bulan Maret 2020 oleh Televisi Sentral Korea resmi Korea Utara, menunjukkan unit artileri Korut menembakkan peluru artileri. - Agen mata-mata Korea Selatan, NIS, menyebut Korea Utara memasok roket untuk Hamas.

TRIBUNNEWS.com - Agen mata-mata Korea Selatan, Badan Intelijen Nasional (NIS), mengonfirmasi kecurigaan mereka soal Korea Utara yang memasok senjata untuk Hamas.

Padahal, Pyongyang selama ini menyangkal keterlibatannya dengan Hamas yang berperang melawan Israel.

Pada Jumat (5/1/2024), NIS merilis foto yang menampilkan pejuang Hamas menggunakan roket F-7 yang diproduksi di Korea Utara.

Sebagai informasi, F-7 yang merupakan nama lain untuk RPG-7, adalah jenis roket fragmentasi berdaya ledak tinggi.

Foto itu dirilis untuk mengonfirmasi laporan Voice of America (VOA).

Roket yang diduga digunakan Hamas itu memiliki kombinasi karakter dan angka Korea, seperti "비저-7류" dan "시8- 80-53" yang masing-masing berarti Viser-Kelas 7 dan Mazmur 8-80-53.

Ketika ditanya mengenai laporan itu, NIS mengatakan "penilaiannya sama dengan laporan VOA."

"Sumbu dengan karakter (alfabet) Korea terletak di bagian tengah roket F-7 buatan Korea Utara," kata agen NIS kepada Yonhap, sambil memberikan foto roket F-7 yang dibongkar.

Meski demikian, karakter Korea yang dimaksud NIS tidak dapat diidentifikasi karena tertulis di bagian dalam sekring.

NIS juga mengatakan, pihaknya saat ini "masih terus mengumpulkan" bukti rinci mengenai dugaan pasokan senjata Korea Utara ke Hamas, seperti soal volume dan waktu perdagangannya.

"Tetapi, saat ini sulit untuk memberikan bukti tersebut karena perlu untuk melindungi sumber informasi dan pertimbangan hubungan diplomatik," ujar NIS, dikutip dari Korea Times.

Baca juga: Rasakan Dampak Parah akibat Boikot, McDonalds: Ada Misinformasi soal Dukungan ke Israel

Militer Korea Selatan sebelumnya mengatakan, Korea Utara diduga memiliki hubungan dengan Hamas dalam perdagangan senjata dan bidang militer lainnya.

Tak hanya itu, militer Korea Selatan juga beranggapan Korea Utara bisa menggunakan taktik militer seperti yang digunakan Hamas kepada Israel, untuk melakukan serangan mendadak terhadap Korsel.

Di sisi lain, Korea Utara menepis spekulasi yang mengatakan Hamas menggunakan senjata mereka untuk menyerang Israel.

Menurut Korea Utara, spekulasi itu "tidak berdasar".

Bahkan, Korea Utara menuding Amerika Serikat (AS) mengarang tuduhan palsu terhadap mereka.

Diketahui, tudingan soal Korea Utara memasok senjata untuk Hamas yang dilontarkan Korea Selatan, bukanlah yang pertama.

Pada pertengahan Oktober lalu, pejabat Korea Selatan menyebut adanya dugaan Hamas menggunakan senjata produksi Korea Utara selama serangan mereka di tanggal 7 Oktober 2023.

IDF Ungkap Ada Senjata Buatan China di Gaza

Laporan NIS soal Korea Utara memasok senjata untuk Hamas, muncul beberapa hari setelah Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengeklaim adanya timbunan senjata canggih buatan China di Gaza.

Senjata itu termasuk senapan serbu, peluncur granat, peluru M16, dan peralatan komunikasi yang ditemukan IDF selama perang sejak 7 Oktober 2023.

Baca juga: Saleh al-Arouri: Bos Hamas Paling Ditakuti AS, Jadi Target Israel, dan Kini Tewas di Tangan Zionis

Diketahui, China dan Korea Utara memiliki perjanjian pertahanan bersama, satu-satunya perjanjian yang dimiliki dengan negara manapun di dunia.

“Ini adalah teknologi persenjataan dan komunikasi kelas atas, sesuatu yang belum pernah dimiliki Hamas sebelumnya,” kata seorang sumber intelijen Israel kepada The Telegraph pada saat itu.

Ia menambahkan, apa yang dimiliki Hamas adalah senjata “dengan bahan peledak yang sangat canggih yang belum pernah ditemukan sebelumnya dan terutama dalam skala besar."

Meskipun senjata tersebut dibuat di China, tidak diketahui apakah Beijing terlibat dalam transfer atau penjualan senjata tersebut.

Negara pihak ketiga yang menerima penjualan senjata oleh China, seperti Iran, mungkin telah menyerahkan senjata tersebut ke Hamas.

Dilansir Jerusalem Post, IDF memiliki dugaan lain, yaitu adanya pedagang senjata ilegal mungkin telah menjual senjata itu ke Hamas secara langsung,.

Dalam dua dekade terakhir, hubungan Israel-China telah membaik.

China sangat terlibat dalam pembangunan sistem metro Tel Aviv yang sedang berlangsung.

Namun, perang dengan Hamas telah memperumit hubungan Israel-China, yang dimulai sejak tanggal 8 Oktober.

Beijing mengeluarkan pernyataan yang menyerukan gencatan senjata dan solusi dua negara, tanpa ada kecaman atas serangan Hamas sehari sebelumnya.

Partai Komunis Tiongkok juga mendorong peningkatan retorika anti-Israel dan antisemit, yang meledak secara online sejak pecahnya perang.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini