TRIBUNNEWS.COM - Tentara Israel pada hari Rabu (10/1/2024) mengklaim bahwa dua jurnalis Al Jazeera yang terbunuh dalam serangan udara di Gaza laukan operasi teror.
Hamza Wael Dahdouh dan Mustafa Thuria, yang juga bekerja sebagai perekam video untuk AFP dan organisasi berita lainnya, terbunuh pada hari Minggu (7/1/2024) ketika mereka sedang bertugas untuk saluran yang berbasis di Qatar di kota Rafah.
Tentara mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu bahwa intelijen telah mengkonfirmasi kedua korban tewas adalah anggota organisasi teroris yang berbasis di Gaza yang secara aktif terlibat dalam serangan terhadap pasukan pertahanan Israel (IDF).
"Sebelum serangan, kedua drone tersebut dioperasikan, sehingga menimbulkan ancaman bagi pasukan IDF," kata militer, dikutip dari Al Arabiya.
Ketika ditanya pada hari Rabu oleh AFP tentang jenis drone apa yang digunakan oleh kedua pria tersebut dan sifat ancaman yang ditimbulkan drone tersebut terhadap pasukan Israel, tentara mengatakan pihaknya sedang memeriksa.
Dikatakan oleh Israel bahwa Thuria diidentifikasi dalam sebuah dokumen yang ditemukan oleh pasukan di Gaza sebagai anggota Brigade Kota Gaza milik Hamas, sementara Dahdouh diidentifikasi sebagai teroris yang tergabung dalam Jihad Islam.
Pernyataan militer tersebut mencakup salinan dokumen yang dikatakan sebagai daftar agen dari unit teknik elektronik Jihad Islam, termasuk Dahdouh dan nomor militernya.”
Baca juga: 33 Hari Ditahan Israel, Jurnalis Palestina Ungkap Skenario Palsu IDF soal Tangkap Hamas
Diketahui Dahdouh dan Thuria tewas ketika mobil yang mereka tumpangi terkena dua roket di sebuah jalan di Rafah, menurut para saksi.
Jurnalis ketiga dan pengemudi mobil terluka.
Thuria, berusia 30-an, telah berkontribusi untuk AFP sejak 2019 dan juga bekerja dengan media internasional lainnya.
Dia dan Dahdouh ditugaskan untuk merekam dampak serangan terhadap sebuah rumah di Rafah dan mobil mereka ditabrak saat mereka dalam perjalanan pulang, kata koresponden AFP pada saat itu.
Baca juga: 33 Hari Ditahan Israel, Jurnalis Palestina Ungkap Skenario Palsu IDF soal Tangkap Hamas
Segera setelah serangan tersebut, Al Jazeera mengatakan pihaknya “mengecam keras tindakan pasukan pendudukan Israel yang menargetkan mobil jurnalis Palestina”, menuduh Israel “menargetkan” jurnalis dan “melanggar prinsip kebebasan pers”.
Dalam sebuah pernyataan singkat, kantor pers Hamas mengatakan klaim tentara itu salah dan bahwa Israel “menciptakan dalih palsu untuk membenarkan pembantaian dan kejahatan terhadap warga sipil dan jurnalis Palestina”.
Ayah Hamzah, Wael al-Dahdouh, adalah kepala biro Al Jazeera di Gaza, dan baru-baru ini terluka dalam serangan setelah istri dan dua anaknya lainnya tewas dalam pemboman Israel pada minggu-minggu awal perang.