TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) kembali melancarkan serangan terhadap kelompok Houthi di Yaman pada Sabtu (13/1/2024), dini hari.
Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan serangan ini merupakan 'tindakan lanjutan' yang menargetkan fasilitas radar Houthi.
“Pada pukul 03.45 (waktu Sana'a) tanggal 13 Januari, pasukan AS melakukan serangan terhadap situs radar Houthi di Yaman,” tulis CENTCOM melalui laman X, sebelumnya Twitter, dikutip dari Al Arabiya.
Serangan ini diluncurkan oleh kapal Angkatan Laut USS Carney menggunakan rudal serangan darat Tomahawk.
“Serangan ini dilakukan oleh USS Carney (DDG 64) dengan menggunakan Rudal Serangan Darat Tomahawk dan merupakan tindakan lanjutan terhadap sasaran militer tertentu yang terkait dengan serangan yang dilakukan pada 12 Januari yang dirancang untuk menurunkan kemampuan Houthi dalam menyerang kapal maritim, termasuk kapal komersial," jelasnya.
AS mengatakan akan terus meluncurkan serangan kepada Yaman setelah Houthi memperingatkan akan adanya serangan lebih lanjut terhadap kapal-kapal di Laut Merah.
Sebelumnya, AS dan Inggris melancarkan serangan rudal terhadap sasaran Houthi di Yaman pada Jumat (12/1/2024)
Serangan tersebut menargetkan beberapa situs Houthi di kota-kota Yaman yang dikuasai Houthi.
AS dan Inggris meluncurkan serangan menggunakan jet tempur dan rudal Tomahawk.
Salah satu target sasaran AS dan Inggris adalah pangkalan udara Al-Dailami di ibu kota Sanaa.
Akibat serangan itu, lima pejuang Houthi tewas dan 73 lainnya terluka.
Baca juga: Tembakan Rudal Houthi Salah Sasaran! Hantam Kapal Tanker Rusia, Laut Merah Langsung Memanas
AS mengklaim telah menargetkan hampir 30 lokasi menggunakan lebih dari 150 amunisi.
Sebagai informasi, Houthi telah melakukan serangan selama berminggu-minggu terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel sebagai protes terhadap perang Israel-Hamas.
Mereka memperingatkan kepentingan AS dan Inggris adalah 'target yang sah' setelah serangan pertama.
“Semua kepentingan Amerika-Inggris telah menjadi sasaran yang sah” setelah serangan tersebut, kata Dewan Politik Tertinggi pemberontak.
Mereka mengklaim serangan pada hari Jumat adalah untuk 'meredakan ketegangan' di Laut Merah.
Setelah serangan AS dan Inggris, kelompok Houthi di Yaman bersumpah akan melakukan pembalasan sengit.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Houthi, Konflik Palestina vs Israel