Mashan al-Jabouri, seorang mantan anggota dewan di Irak, menyebut salah satu rudal Iran itu menghantam rumah Dizayee.
Beberapa anggota keluarga Dizayee juga diperkirakan tewas karena serangan itu.
AS mengecam
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Matthew Miller, menyebut serangan itu sembrono dan mengganggu stabilitas Iran.
“Kami mendukung upaya pemerintah Iran dan pemerintah regional Kurdistan untuk memenuhi aspirasi rayat Irak,” ujar Miller.
Dua pejabat AS mengatakan serangan itu tidak merusak fasilitas AS di Irak dan tidak ada warga AS yang menjadi korban.
Serangan itu dilancarkan di tengah meningkatkan kekhawatiran operasi militer Israel di Jalur Gaza bisa memunculkan perang yang lebih besar di Timur Tengah.
Sejak perang Hamas-Gaza meletus tanggal 7 Oktober 2023, AS dan sekutunya didera banyak serangan di Irak dan Suriah.
Baca juga: VIDEO: 6 Rudal Fateh Iran Hantam 3 Pangkalan Bayangan Mossad di Erbil, Balasan Teror Bom di Kerman
Sehubungan dengan hal itu, Presiden AS Joe Biden menyalahkan kelompok bersenjata yang terafiliasi dengan Iran.
Wartawan Al Jazeera bernama Ali Hashem mengatakan Iran sendiri berusaha untuk menjauhkan diri dari ketegangan apa pun di kawasan Timur Tengah selama perang Hamas-Israel.
“Ini adalah pertama kalinya kita melihat Iran melangkah lebih jauh,” ujar Hashem.
Dia menyebut serangan Iran itu sebagai “eskalasi baru”.
Namun, seorang pakar hubungan internasional di Universitas George Washington bernama Sina Azodi mengatakan serangan itu bukanlah tanda akan adanya eskalasi baru di Timur Tengah.
“Sepanjang konflik di Gaza terus terjadi, kita akan melihat aksi. Tetapi saya tidak percaya bahwa ini adalah eskalasi,” ujar Azodi.
Azodi juga menyebut Kementerian Luar Negeri AS telah mengeluarkan pernyataan.
Dalam pernyataan itu, AS mengatakan Iran tidak menargetkan Iran.
“Jadi, AS kurang mempedulikannya,” ujar Azodi.
(Tribunnews/Febri)