News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Gereja Injili Tertua Kedua di Lebanon & Suriah Dibom Israel, Pendeta: Memprihatinkan

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jendela Gereja Injili Nasional di Lebanon rusak karena serangan Israel.

TRIBUNNEWS.COM - Israel mengebom Gereja Injili Nasional di Kota Alma al-Shaab, Lebanon bagian selatan, hari Rabu, (17/1/2024).

Gereja itu adalah gereja Injili yang amat bersejarah karena menjadi yang tertua kedua di Lebanon dan Suriah.

Dikutip dari The New Arab, gereja tersebut adalah gereja ketiga yang diserang Israel sejak meletusnya konflik Israel dan Hizbullah di perbatasan tanggal 8 Oktober 2023.

Serangan itu menyebabkan atap dan beberapa ruangan rusak.

Bagian luar gereja juga sedikit rusak karena pecahan peluru yang ditembakkan Israel.

Meski demikian, dilaporkan tidak ada korban jiwa ataupun korban luka akibat serangan itu.

Gereja Injili Nasional dibangun tahun 1860 dan menjadi gereja Injili tertua kedua di Lebanon dan Suriah.

"Inilah pertama kalinya Israel mengebom pusat Alma al Shaab, biasanya di pinggiran," kata Bapa Rabih Taleb, pendeta di gereja tersebut.

"Ini memprihatinkan karena yang pertama mereka bom ialah gereja."

Sementara itu, Alma al-Shaab adalah sebuah kota yang berada di perbatasan Lebanon-Israel.

Kota itu memiliki jumlah penduduk sekitar 1.000 jiwa saat musim dingin.

Baca juga: Menghitung penghancuran masjid dan gereja bersejarah di Gaza

Sebagian besar penduduk Alma al-Shaab lari menyelamatkan diri ketika konflik antara Hizbullah dan Israel di perbatasan meletus sehari setelah pecahnya perang Hamas-Israel.

Menurut Jean Ghafari yang menjadi Wali Kota Alma al-Shaab, saat ini terdapat 80 hingga 100 warga yang masih bertahan di kota itu meski harus menghadapi serangan Israel.

"Ada sekitar sepuluh rumah yang diserang secara langsung, tetapi syukurlah hingga saat ini tidak ada yang terluka," ujar Ghafari.

Selama tiga bulan belakangan Israel telah menyerang tiga gereja di Lebanon bagian selatan.

Salah satunya adalah Biara Deir Mimas yang dibangun tahun 1404.

Selain itu, ada beberapa masjid di Lebanon selatan yang diserang Israel.

Konflik antara Israel dan Hizbullah memaksa lebih dari 80.000 orang mengevakuasi diri dari Lebanon selatan.

Di sisi lain, juga ada puluhan ribu warga Israel yang mengevakuasi diri dari Israel utara yang berbatasan dengan Lebanon.

Pada hari Selasa pekan ini Israel melancarkan sejumlah serangan di Lebanon selatan.

Serangan itu termasuk puluhan serangan udara ke Kota Houla di perbatasan.

Video yang direkam di Houla memperlihatkan adanya lubang sedalam lebih dari satu meter karena serangan Israel.

Baca juga: Apesnya Joe Biden, Acara Kampanyenya di Gereja Malah Diganggu Aktivis Pro-Palestina

Menurut AFP, hingga saat ini sudah ada 190 orang tewas di Lebanon selatan. Dari jumlah itu, ada puluhan yang merupakan warga sipil.

Sementara itu, menurut pihak berwenang di Israel sudah ada sembilan tentara dan enam warga sipil yang tewas di Israel utara.

Namun, Hizbullah mengklaim telah membunuh lebih banyak tentara Israel.

Israel meminta Hizbullah menarik mundur pasukannya hingga sekitar 30 km dari perbatasan Lebanon-Israel.

Jika Hizbulah tidak mematuhinya, Israel mengancam akan melenyapkan Hizbullah.

Sementara itu, pejabat Amerika Serikat (AS) yang ditugasi menjadi penengah antara Hizbullah dan Israel telah mengusulkan pasukan Hizbullah untuk mundur 7 km dari perbatasan.

Namun, Hizbullah berujar tidak akan melakukan perundingan dengan Israel hingga gencatan senjata di Gaza terjadi.

(Tribunnews/Febri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini