TRIBUNNEWS.COM - Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dan Hizbullah mengumumkan bakal membantu Houthi di Laut Merah.
Dikutip dari Reuters, para komandan dari IRGC dan Hizbullah telah berada di Yaman untuk membantu dan mengawasi terkait serangan Houthi di Laut Merah.
Iran, yang telah mempersenjatai hingga mendanai Houthi, telah meningkatkan pasokan senjatanya ke milisi tersebut.
Berdasarkan sumber dari IRGC, Teheran telah menyediakan drone tak berawak, rudal jelajah anti-kapal, rudal balistik, dan rudal jarak menengah kepada Houthi.
Selain itu, para komandan dan penasihat IRGC juga membantu Houthi dengan memberikan pengetahuan, data, dan informasi intelijen untuk menentukan kapal mana dari seluruh kapal yang melintasi Laut Merah setiap hari yang ditujukan ke Israel, dan merupakan target Houthi.
“Garda Revolusi Islam telah membantu Houthi dengan pelatihan militer (untuk senjata canggih),” kata orang dalam organisasi tersebut kepada Reuters.
“Sejak bulan lalu, sekelompok pejuang Houthi berada di Iran dan dilatih di pangkalan IRGC di Iran tengah untuk membiasakan diri dengan teknologi baru dan penggunaan rudal,” sambungnya.
Sumber tersebut mengungkapkan bahwa para komandan IRGC juga telah melakukan perjalanan ke Yaman dan mendirikan pusat komando di ibu kota Sanaa untuk melakukan serangan ke Laut Merah yang dijalankan komandan senior IRGC.
Hal ini pun turut diamini oleh juru bicara Houthi, Abdulsalam dengan mengatakan pihaknya telah memperoleh bantuan dari IRGC lewat pelatihan militer.
Baca juga: AS Lancarkan Serangan Petang terhadap Houthi, Kerahkan Jet Tempur dan Hancurkan Rudal
Dia mengungkapkan pelatihan tersebut memberikan manfaat berarti terhadap Houthi untuk melakukan serangan di Laut Merah.
“Kami tidak menyangkal bahwa kami memiliki hubungan dengan Iran dan bahwa kami telah mendapat manfaat dari pengalaman Iran dalam pelatihan dan manufaktur, serta kemampuan militer.”
“Tetapi keputusan yang diambil oleh Yaman adalah keputusan independen yang tidak ada hubungannya dengan pihak lain,” katanya kepada Reuters.
AS Nyaris Sendirian di Laut Merah
Di sisi lain, kolumnis dari Financial Times, Alan Beattie, menilai Amerika Serikat (AS) kini dianggapnya tidak bisa melindungi rute pelayaran di Laut Merah.