TRIBUNNEWS.COM – Pasca konflik Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober lalu, pusat layanan pembuangan limbah di Jalur Gaza dilaporkan mengalami gangguan, hingga puluhan ton sampah menggunung di sepanjang jalan menuju pusat kamp pengungsian.
Puluhan ton sampah ini dibiarkan menumpuk di jalanan kota lantaran layanan pembuangan limbah tak dapat lagi beroperasi pasca Israel memutus aliran listrik di sejumlah wilayah.
Kondisi ini kian diperparah karena masyarakat Gaza kesulitan untuk mengakses tempat pembuangan sampah yang berada di area yang berbahaya.
Imbas masalah ini, para pengungsi terpaksa untuk menumpuk limbah sampah di sepanjang jalan yang berdekatan dengan kamp pengungsian.
Adalah Muhammad Jadallah, pria berusia 65 tahun asal Beit Lahia itu berulangkali mengeluhkan dampak dari penumpukan sampah yang ada di sekitar kamp pengungsian seperti timbulnya bau busuk yang menyengat.
“Kami dari Nuseirat dan datang ke sini, karena kami tidak menemukan tempat. Kami datang pada malam hari, dan kami terpaksa memasang tenda di tempat ini, Betapa terkejutnya Kami di pagi hari karena ada tumpukan sampah di depan kami.” jelas Muhammad Jadallah, dikutip dari Alarabiya.
Limbah Sampah Memicu Gangguan Kesehatan
Keluhan serupa juga dilontarkan Salim Al-Barassi, seorang pengungsi lain dari Kota Gaza.
Ia menjelaskan penumpukan limbah sampah juga memicu gangguan kesehatan hingga penularan penyakit di lingkungan pengungsi meningkat tajam.
“Selain bom setiap hari dan suara ledakan, ada sampah, bau tak sedap, dan penyakit yang menyebar di antara kita. Setiap minggunya ada yang sakit, baik anak-anak maupun orang tua, karena bau dan sampah,” keluh Salim Al-Barassi.
Baca juga: Pengungsi Gaza Diserang Wabah Penyakit Hepatitis A, Jutaan Nyawa Terancam
Sementara itu pemerintah kota Deir al-Balah mengatakan bahwa masalah pengumpulan sampah sudah ada sebelum perang, namun situasinya memburuk pasca peristiwa 7 Oktober.
“Kami menghadapi defisit dalam layanan yang kami berikan kepada warga sebelum perang, jadi bagaimana dengan hari ini,” kata Diab Al-Jarou, Walikota Deir Al-Balah.
“Pelayanannya pasti akan berkurang dan kami tidak akan bisa memberikan pelayanan yang layak kepada warga,” imbuhnya.
WHO Peringatkan Ancaman Penyakit di Gaza
Seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan kondisi Gaza yang semakin memburuk lantaran sistem pelayanan kesehatan terus mengalami krisis pasokan.
Dalam catatan WHO yang dikutip dari The Guardian, hampir 180.000 orang di pengungsian Gaza Utara menderita infeksi saluran pernapasan.