TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Luar Negeri Israel membantah laporan surat kabar The Guardian yang mengatakan Menteri Luar Negeri Israel, Yisrael Katz, mengusulkan untuk menggusur warga Palestina di Jalur Gaza ke sebuah pulau buatan di Laut Mediterania selama pidatonya dalam pertemuan Uni Eropa di Brussels, Belgia, pada Senin (22/1/2024).
“Dia tidak pernah mengatakan hal seperti ini, dan tidak ada rencana seperti itu,” kata Kementerian Luar Negeri Israel kepada The Times of Israel.
The Times of Israel mengatakan Yisrael Katz menyampaikan rencana untuk membangun pelabuhan Gaza di sebuah pulau buatan untuk memeriksa barang-barang yang masuk.
Ia mengatakan rencana itu telah dia dorong selama bertahun-tahun.
Menurut Kementerian Luar Negeri Israel, Yisrael Katz menyatakan ada kemungkinan untuk membangun perumahan di pulau itu juga.
Namun dia tidak menyebutkan apapun terkait dengan pengangkutan warga Palestina ke sana.
The Guardian: Israel akan Bangun Pulau Buatan untuk Tampung Warga Palestina
Menurut sumber diplomatik, surat kabar Inggris, The Guardian, mengungkapkan keterkejutan di Eropa karena gagasan dan rencana Israel untuk menggusur warga Palestina.
The Guardian melaporkan usulan Israel untuk melindungi warga Palestina di pulau buatan telah membuat khawatir dan mengejutkan 27 menteri luar negeri Uni Eropa yang hadir pada pertemuan itu.
Sebaliknya, surat kabar Jerusalem Post mengatakan Yisrael Katz menawarkan untuk membangun sebuah pulau buatan di lepas pantai Gaza.
Pulau tersebut dapat memiliki pelabuhan, bandara, pabrik desalinasi air, dan zona industri.
Baca juga: 10 Poin Penjelasan Hamas soal Operasi Banjir Al-Aqsa 7 Oktober 2023, Bongkar Kebohongan Israel
Ia juga mengatakan Israel akan membangun jalur kereta api yang menghubungkan Israel dengan Arab Saudi, Yordania, Bahrain, dan UEA.
Yisrael Katz pertama kali mengusulkan gagasan tersebut pada bulan Maret 2011.
Saat itu, ia mengatakan Israel sedang mempertimbangkan membangun sebuah pulau buatan dengan pelabuhan laut dan udara di lepas Jalur Gaza yang terkepung sebagai solusi jangka panjang untuk pengiriman barang ke Jalur Gaza.
"Kami ingin pasukan internasional mengendalikan pulau itu setidaknya selama 100 tahun dan mengangkut barang ke Gaza melalui jembatan sepanjang 4,5 kilometer dengan pos pemeriksaan keamanan. Untuk mencegah penyelundupan senjata," kata Yisrael Katz pada saat itu kepada Radio Angkatan Darat Israel.