TRIBUNNEWS.COM - Beberapa organisasi PBB menyampaikan, lebih dari 500 ribu atau setengah juta orang di Gaza menghadapi bencana kelaparan.
Hal ini terjadi di tengah perang Israel dan Hamas yang sedang berlangsung.
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan, 570.000 warga Gaza diklasifikasikan memiliki kerawanan pangan yang setara dengan tingkat kelaparan, sebagaimana didefinisikan oleh Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC).
“Pertempuran yang intens, penolakan dan pembatasan akses, (ditambah) pemadaman komunikasi menghambat kemampuan UNRWA untuk menyalurkan bantuan dengan aman dan efektif,” ungkap organisasi tersebut, Selasa (23/1/2024), dilansir ABC News.
“Seiring dengan meningkatnya risiko kelaparan, PBB menyerukan peningkatan penting dalam akses kemanusiaan," lanjutnya.
UNRWA mengatakan, pihaknya dan mitranya telah mendistribusikan tepung, makanan berbasis protein, biskuit berenergi tinggi, produk susu, dan bahan makanan lainnya kepada warga Gaza, sejauh ini telah menjangkau 320.000 keluarga.
Sementara itu, Program Pangan Dunia (WFP) PBB mengungkapkan sulitnya menyalurkan makanan ke Gaza utara, karena terputusnya bantuan eksternal.
“Saya pikir risiko terjadinya kelaparan di Gaza masih sangat besar,” ujar juru bicara WFP, Abeer Etefa kepada Reuters, Selasa.
“Inilah sebabnya kami melihat masyarakat semakin putus asa dan tidak sabar menunggu distribusi makanan, karena distribusinya sangat sporadis," jelas dia.
Diberitakan Al Jazeera, jaringan LSM Palestina mengatakan, masyarakat di Gaza utara hidup dalam kondisi bencana dan tidak manusiawi, setelah mereka kehabisan persediaan makanan pokok.
“Jaringan tersebut meminta komunitas internasional bertanggung jawab penuh atas krisis yang diakibatkan oleh perang pendudukan dan pengepungan yang dilakukan terhadap rakyat kami,” kata organisasi itu dalam sebuah pernyataan, Rabu (24/1/2024).
Baca juga: Ratusan Pasien dan Ribuan Pengungsi Gaza Terjebak di RS Nasser, MSF Sebut Evakuasi Sulit Dilakukan
"Pengepungan yang dilakukan oleh Israel dan pencegahan bantuan kemanusiaan adalah kejahatan perang yang disengaja, yang dilakukan sebagai bagian dari kebijakan kelaparan terhadap warga sipil yang tidak berdaya dan upaya untuk memaksa warga meninggalkan rumah mereka," paparnya.
Sebelumnya, dalam rekaman video yang didistribusikan oleh Associated Press, pejabat senior Hamas Osama Hamdan mengatakan kepada wartawan di Beirut bahwa orang-orang di Gaza utara yang menghadapi kekurangan pangan yang parah terpaksa menggiling dan memakan pakan ternak agar tetap hidup.
Hamdan meminta Organisasi Kesehatan Dunia untuk mendeklarasikan Jalur Gaza sebagai “zona kelaparan”.
Bulan lalu, organisasi nirlaba CARE International membagikan laporan IPC yang mengatakan 100 persen penduduk Gaza menghadapi krisis kelaparan.
Meskipun warga Gaza menghadapi tingkat kelaparan yang berbeda-beda, hampir semua rumah tangga melewatkan makan setiap hari.
Berita ini muncul di tengah pertempuran sengit di Gaza ketika para pekerja bantuan di sana juga berjuang untuk merawat pasien medis.
Doctors Without Borders atau Médecins sans Frontières (MSF) mengatakan, telah terjadi pemboman besar-besaran di dekat Rumah Sakit Nasser, yang terletak di Khan Younis di Gaza selatan.
“Staf MSF di rumah sakit Nasser melaporkan bahwa mereka dapat merasakan guncangan dan ada rasa panik di antara staf, pasien, dan pengungsi yang berlindung di dalam gedung,” ungkap organisasi tersebut, Senin (22/1/2024).
“Semua bangsal rumah sakit di Nasser penuh dan tidak ada cara untuk mengevakuasi staf medis dan pasien dengan aman karena jalur keluar dari fasilitas tersebut diblokir," lanjutnya.
Update Konflik Palestina-Israel
Pasukan Israel terus melakukan serangan tank dan drone di kota Khan Younis yang menewaskan 210 orang selama 24 jam terakhir.
Kepanikan massal terjadi ketika pasukan Israel mengeluarkan perintah evakuasi terhadap sekitar 513.000 orang yang berdesakan di wilayah selatan Gaza.
Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan risiko perang regional “sekarang menjadi kenyataan”, dan mendesak semua pihak “untuk mundur dari tepi jurang dan mempertimbangkan dampak buruknya”.
Dewan Hubungan Amerika-Islam mengutuk pembunuhan Israel terhadap seorang warga Palestina yang kelompoknya mengibarkan bendera putih di Khan Younis, Gaza.
Baca juga: Tank Israel Kepung RS Nasser di Khan Younis, Kemenkes Gaza: Nyawa Pasien dan Dokter Terancam
Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron, akan mengembangkan gencatan senjata berkelanjutan di Gaza.
Setidaknya 25.700 orang telah tewas dan 63.740 orang terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas 7 Oktober mencapai 1.139 orang.
(Tribunnews.com/Nuryanti)