Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden berbicara dengan pemimpin Qatar, dan keduanya menegaskan kesepakatan penyanderaan penting untuk menciptakan jeda kemanusiaan yang berkepanjangan dalam pertempuran tersebut.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berniat menghancurkan Hamas dan berjanji akan melanjutkan operasi militer untuk mencapai tujuan itu.
Pada November 2023, gencatan senjata selama seminggu dilakukan yang mengakibatkan pertukaran sekitar 100 sandera dari kedua belah pihak.
Sekitar 130 orang masih ditawan, namun sejumlah lainnya telah dipastikan tewas.
Segera setelah gencatan senjata berakhir, jet tempur Israel membom Gaza, dan pejuang Hamas menembakkan roket ke Israel.
Hamas sebelumnya mengatakan mereka akan membebaskan lebih banyak tawanan hanya dengan imbalan berakhirnya perang dan pembebasan ribuan tahanan Palestina.
Update Konflik Palestina-Israel
Ribuan orang yang melarikan diri dari pertempuran di Khan Younis telah tiba di Rafah yang penuh sesak, tempat orang-orang tidur di jalanan dan di tenda-tenda yang dibanjiri limbah.
Pasukan Israel menangkap sembilan warga Palestina dalam penggerebekan semalam di Hebron dan Beita, selatan Nablus, di Tepi Barat yang diduduki.
Baca juga: Uni Afrika, Arab Saudi, dan Qatar Sambut Baik Putusan Mahkamah Internasional soal Genosida Israel
Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, sedang meninjau pendanaan untuk UNRWA setelah Israel menuduh beberapa stafnya terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Pengunjuk rasa pro-Palestina terus melakukan protes di luar rumah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken untuk malam kedua.
Setidaknya 26.257 orang tewas dan 64.797 luka-luka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas 7 Oktober mencapai 1.139 orang.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel