Seorang diplomat yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan kepada media AS pada Jumat menyatakan kalau UNRWA memiliki sumber daya yang cukup untuk terus berfungsi dalam jangka pendek.
Meski begitu, dia memperingatkan kurangnya dana pada akhirnya dapat memaksa UNRWA untuk menghentikan operasinya.
Baca juga: Penduduk Gaza Kelaparan, Tentara Israel Pamer Stok Makanan Berlimpah
Gaza Kelaparan, Tentara IDF Pamer Makanan
Penarikan dukungan AS ke UNRWA ini terjadi saat lebih dari 26.000 warga Palestina telah terbunuh di Gaza sejak Israel memulai agresi militernya di sana tahun lalu.
Selain korban jiwa yang terus bertambah, menurut data terbaru dari pejabat setempat, korban luka-luka juga makin menggunung dengan tambahan 64.487 orang terluka.
Dilaporkan bahwa perempuan dan anak-anak merupakan 70 persen dari korban di wilayah tersebut.
Toh, AS dan Israel sejauh ini dilaporkan tidak menampilkan aksi simpatik, justru sebaliknya.
Seorang tentara Israel menimbulkan kemarahan awal pekan ini dengan video TikTok yang memamerkan jatah makanan ketika warga Palestina di Gaza kelaparan.
Saatnya Rusia-China Ambil Alih Pendanaan
Sebagai informasi, 80 persen populasi dunia yang saat ini mengalami tingkat kelaparan “bencana” atau “kelaparan” berada di Gaza, menurut sebuah laporan baru-baru ini.
Pengabaian Amerika Serikat terhadap UNRWA menimbulkan pertanyaan apakah Rusia, Tiongkok atau negara lain akan mengisi kekosongan pendana bagi lembaga PBB untuk pengungsi Palestina tersebut.
Pengambilalihan ini jelas akan mememperkuat Rusia dan China dalam pengaruhnya di dunia yang semakin multipolar di mana negara-negara Barat dengan cepat kehilangan kontrol dan otoritasnya.
Presiden Rusia Vladimir Putin tahun lalu mengklaim pecahnya kekerasan di Gaza adalah contoh “kegagalan” pemerintah AS dalam menyelesaikan konflik Palestina-Israel yang telah berlangsung lama.
“Saya pikir banyak orang akan setuju dengan saya bahwa ini adalah contoh nyata dari kegagalan kebijakan Amerika Serikat di Timur Tengah, yang mencoba memonopoli penyelesaian, namun sayangnya, tidak peduli untuk menemukan kompromi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak. pihak,” kata Putin dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Irak Mohammed Al Sudani.
Pasukan AS di Timur Tengah semakin sering mendapat serangan dalam beberapa bulan terakhir di tengah penolakan terhadap dukungan kuat negara tersebut terhadap Israel.
(Tribunnews.com/Chrysnha/Hasiolan)