Marandi mengatakan ada kemungkinan besar serangan terhadap pasukan AS akan berlanjut.
Hal itu karena AS dianggap bekerja sama dengan Israel dalam perang di Jalur Gaza.
“Orang Amerika dan Eropa mendukung Israel secara finansial, mereka mengirim senjata ke Israel, mereka melayani Israel. Kini mereka juga mencegah bantuan masuk ke Gaza, dan orang Amerika menyerang pasukan yang berupaya menghalangi genosida itu,” ujarnya.
Di samping itu, Marandi meyakini Israel tidak akan bisa bertahan dalam konflik saat ini.
“Saya pikir Israel akan tumbang seperti apartheid di Afrika Selatan. Israel adalah proyek kolonial,” ucap dia.
“Israel adalah rezim apartheid yang dipaksakan kepada penduduk asli di kawasan itu dan tidak akan bertahan,” katanya menambahkan.
AS tolak serang Iran
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (Kemenhan AS) mengaku enggan berperang melawan Iran.
Baca juga: Iran Bantah Terlibat dalam Serangan Drone Mematikan di Tower 22 Yordania
Hal itu disampaikan juru bicara Kemenhan AS, Sabrina Singh, kepada para wartawan.
“Pastinya kami tidak menginginkan perang dan dengan tegas kami tidak melihat Iran ingin berperang dengan AS,” kata Singh, dikutip dari Mehr News.
Meski demikian, kata Singh, AS akan mengambil tindakan jika pasukannya diserang.
“Kami tidak menginginkan perang, tetapi kami akan mengambil tindakan, dan merespons serangan terhadap pasukan kami,” ujarnya.
Mirip dengan Singh, John Kirby yang menjadi koordinator komunikasi strategis di Dewan Keamanan Nasional AS menyebut negaranya tak ingin berperang melawan Iran.
“Kami tidak menginginkan perang dengan Iran. Kami tidak menginginkan konflik yang lebih luas di Timur Tengah,” ujar Kirby kepada CNN pada hari Senin.
“Faktanya, setiap tindakan yang diambil presiden itu dirancang untuk mendeskalasi, untuk mengurangi ketegangan,” katanya menambahkan.