Pernyataan Singh dan Kirby di atas disampaikan dua hari setelah pangkalan militer AS di perbatasan Yordania-Suriah diserang dengan drone. Serangan itu menewaskan tiga tentara AS.
Kelompok perlawanan Islam Irak mengaku berada di balik serangan itu dan telah mengeluarkan pernyataan.
Selama beberapa tahun belakangan kelompok itu melancarkan banyak serangan terhadap pangkalan militer As di Irak dan Suriah.
Jumlah serangan itu meningkat sejak 7 Oktober 2023 atau ketika perang Hamas-Israel meletus.
Baca juga: Fakta-fakta Iran dan Potensi Serangan Langsung AS ke Negeri Mullah
Adapun serangan drone terbaru ini adalah serangan paling mematikan terhadap pasukan AS di kawasan itu sejak pengeboman Abbey Gate, Afganistan, tahun 2021 yang menewaskan 13 tentara AS.
Sementara itu, AS telah mengerahkan pasukan dan peralatan tempurnya ke Suriah dan Irak tanpa mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa.
AS berdalih ingin melawan kelompok teroris, termasuk Daesh atau ISIS.
Adapun pada hari Senin pekan ini juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kan’ani menegaskan bahwa kelompok Perlawanan Islam di kawasan itu tidak menerima perintah Republik Iran dalam hal keputusan dan tindakannya.
Iran mengaku tidak terlibat dalam serangan itu.
Selain itu, Kan’ani menegaskan Iran tidak ikut campur dalam keputusan kelompok perlawanan itu mengenai cara mendukung Palestina atau membela diri mereka.
(Tribunnews/Febri)