Pasalnya, rumah sakit itu telah merawat puluhan ribu warga Palestina yang terluka dalam perang dan menyediakan tempat perlindungan penting bagi para pengungsi.
Sistem layanan kesehatan di Gaza, yang sudah lemah sebelum perang, berada di ambang kehancuran, terpuruk karena banyaknya pasien serta kekurangan bahan bakar dan kebutuhan medis.
Hal itu karena pembatasan yang dilakukan Israel dan pertempuran di dalam dan dekat fasilitas kesehatan tersebut.
Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan pasukan Israel menggerebek Rumah Sakit Al-Amal pada hari Selasa di kota Khan Younis di Gaza selatan, tempat sekitar 7.000 pengungsi berlindung.
Israel mengatakan Hamas menggunakan rumah sakit sebagai perlindungan.
Militer Israel juga mengatakan mereka telah menemukan terowongan bawah tanah di sekitar rumah sakit dan menemukan senjata serta kendaraan yang digunakan dalam serangan 7 Oktober di halaman rumah sakit.
Sebagai informasi, perang di Gaza dimulai ketika ratusan militan Hamas menyerbu Israel selatan, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik sekitar 250 lainnya.
Lebih dari 100 orang dibebaskan selama gencatan senjata selama seminggu pada bulan November dengan imbalan 240 warga Palestina yang sebelumnya dipenjarakan oleh Israel.
Baca juga: Israel akan Menduduki Gaza Setelah Perang Kata Yoav Gallant, Usir Warganya, Jadikan Pemukiman Yahudi
Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 26.700 orang di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas.
Penghitungan kementerian tidak membedakan antara pejuang dan warga sipil, namun disebutkan sekitar dua pertiga dari korban tewas adalah perempuan dan anak di bawah umur.
Perang tersebut telah meratakan sebagian besar wilayah pesisir kecil tersebut, menyebabkan 85 persen penduduknya mengungsi, dan menyebabkan seperempat penduduknya mengalami kelaparan.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel