"Kami tahu apa yang Anda katakan, kami mengharapkan lebih," sambung dia.
"Orang Irlandia di Camden tahu bagaimana rasanya kelaparan," pungkasnya merujuk pada situasi kemanusiaan di Gaza saat ini.
Upaya interupsi rapat anggota dewan Camden terus berlanjut saat seorang lanjut usia (lansia) mengangkat bendera Palestina.
"Gencatan senjata sekarang juga!" teriaknya dari pojok ruangan tempat rapat dewan digelar.
Di sisi lain, seorang aktivis pro-Palestina tidak terima pajak yang dibayarkan kepada negara, digunakan untuk mendukung Israel menyerang Gaza.
"Sebelas ribu anak-anak tewas, bayi di inkubator juga tewas, ibu-ibu hamil dieksekusi, orang-orang perlahan mati di bawah reruntuhan, itu semua (serangan Israel didukung) menggunakan uang pajakku."
"Rumah sakit dibom, masjid dibom, sekolah NGO dibom, dokter-dokter dibunuh menggunakan uang pajakku."
"Anggota dewan Camden, tangan Anda semua berlumuran darah anak-anak di Gaza."
"Kalian adalah wakil rakyat, seharusnya berbicara untuk rakyat, mewakili rakyat, bukan Anda sendiri. Bebaskan Palestina!" katanya.
Baca juga: Al-Qassam Kecam Aksi IDF Menyamar Jadi Dokter di RS Ibnu Sina dan Bunuh Warga Palestina: Pengecut
Meski demikian, anggota dewan Camden tampaknya tak menggubris desakan aktivis pro-Palestina yang menyerukan gencatan senjata.
Saat beberapa aktivis lainnya memberikan pernyataan mereka, anggota dewan tetap menyampaikan ucapannya di tengah rapat.
Pemimpin dewan, Cllr Georgia Gould, mengatakan anggota dewan Camden mendukung "solusi dua negara", tetapi dia tidak berdaya.
Gould mengatakan "banyak hal yang terjadi", namun "masih banyak yang harus dilakukan."
Ia juga menyebut, meskipun "konflik internasional bukanlah wewenang dewan daerah", anggota dewan Camden telah meluncurkan kampanye melawan kehatana rasial "untuk memberikan dukungan ekstra."
Diketahui, menjelang rapat dewan anggota Camden, aktivis pro-Palestina sudah menggelar protes di depan balaikota.
Mereka mendesak anggota dewan Camden bisa mendorong pemerintah Inggris mengambil keputusan agar gencatan senjata di Gaza segera terjadi.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)