TRIBUNNEWS.COM - Kebebasan Marwan Barghouti dipertaruhkan dalam negosiasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel.
Marwan Hasib Ibrahim Barghouti (64) adalah tokoh politik Palestina dari partai Fatah yang dihukum dan dipenjara karena pembunuhan oleh pengadilan Israel.
Pada hari Jumat (2/2/2024), Hamas menuntut agar Israel membebaskan Barghouti, sebagai bagian dari kesepakatan untuk mengakhiri pertempuran di Gaza, AP News melaporkan.
Langkah Hamas untuk membebaskannya tampaknya merupakan upaya untuk menggalang dukungan publik serta pengakuan atas status Barghouti sebagai tokoh pemersatu Palestina.
“Hamas ingin menunjukkan kepada rakyat Palestina bahwa mereka bukanlah gerakan yang tertutup. Mereka mewakili bagian dari komunitas sosial Palestina. Mereka berusaha terlihat bertanggung jawab,” kata Qadoura Fares, yang mengepalai Kementerian Urusan Tahanan Palestina di Tepi Barat.
Pejabat senior Hamas Osama Hamdan menyerukan pembebasan Barghouti ketika mediator internasional mencoba mendorong Israel dan Hamas mencapai kesepakatan setelah hampir empat bulan perang.
Israel sedang mengupayakan pembebasan lebih dari 100 sandera yang masih ditahan oleh Hamas di Gaza.
Hamas menuntut diakhirinya serangan militer Israel yang menghancurkan dan pembebasan ribuan tahanan Palestina.
Bagi warga Palestina, penderitaan keluarga mereka yang dipenjarakan sangatlah emosional.
Meskipun Israel menganggap tahanan keamanan sebagai teroris, masyarakat Palestina secara memandang mereka sebagai pahlawan yang memerangi pendudukan Israel.
Hampir setiap orang Palestina mempunyai teman, saudara atau kenalan yang pernah dipenjara.
Baca juga: Israel Tak Hormati Hukum Internasional, Mustafa Barghouti Sebut AS malah Menghukum Warga Palestina
Kelompok hak asasi manusia Israel HaMoked mengatakan Israel saat ini menahan hampir 9.000 tahanan keamanan.
Hamas berupaya membebaskan mereka semua.
Namun dalam sambutannya pada hari Jumat, Hamdan hanya menyebut dua nama, Barghouti dan Ahmad Saadat.