Sepanjang persidangannya, Barghouti menolak mengakui legitimasi pengadilan Israel dan membela diri.
Di masa lalu, ia mengatakan ia mendukung serangan terhadap pendudukan Israel di Tepi Barat namun tidak mendukung pembunuhan warga Israel di perbatasan sebelum tahun 1967.
Baca juga: Darah Sudah Tumpah di Gaza, Marwan Barghouti Serukan Fatah-PA Bangkit Melawan Israel di Tepi Barat
Sosok Disegani dan Dihormati
Meskipun dipenjara selama beberapa dekade, Barghouti masih mendapat rasa hormat dan dukungan luas dari semua faksi Palestina.
Dia adalah politisi paling populer di kalangan warga Palestina, mengungguli pemimpin Palestina saat ini, Mahmoud Abbas dan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, menurut jajak pendapat yang diterbitkan pada bulan Desember.
Tuntutan Hamas muncul ketika mediator internasional terus berupaya mengakhiri konflik setelah hampir empat bulan pertempuran, yang terjadi setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.
Serangan tersebut menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel, sementara sekitar 240 lainnya disandera di Gaza.
Israel melancarkan serangkaian serangan udara yang menghancurkan dan invasi darat ke wilayah tersebut sebagai balasan atas serangan Hamas tersebut, yang sejauh ini telah menyebabkan lebih dari 27.000 warga Palestina tewas.
Israel menuntut agar Hamas membebaskan lebih dari 100 sandera, sementara Hamas menyerukan agar Israel menghentikan serangannya dan membebaskan ribuan tahanan.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berada di bawah tekanan yang meningkat untuk mencapai kesepakatan mengenai sandera Israel ketika para pengunjuk rasa terus menyuarakan kemarahan mereka atas cara dia menangani situasi tersebut.
Baca juga: 40 Pejabat Tinggi Desak Netanyahu Dipecat, Perwira Mossad: Israel Kini Dipimpin Orang-orang Idiot
(oln/BI/*)