Mesin tersebut, kata laporan itu, dapat memompa ribuan meter kubik air laut.
Pada pertengahan Desember, WSJ, mengutip pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, kembali melaporkan pemompaan telah dimulai.
Publikasi media lain yang berbasis di AS, ABC News, melaporkan skala banjir awal terbatas karena tentara Israel menilai seberapa efektif metode tersebut.
Hamas, yang mengklaim terowongannya sepanjang sekitar 300-500 kilometer (186-310 mil), telah menggunakan jalur bawah tanah untuk mematahkan pengepungan Israel di Gaza.
Warga Palestina menggunakan jaringan terowongan untuk menyelundupkan makanan, barang, obat-obatan, dan bahkan senjata.
Wilayah Palestina telah berada di bawah blokade udara, darat dan laut Israel sejak tahun 2007 dan Tel Aviv memutuskan apa yang masuk dan keluar dari jalur sempit yang lebarnya 10 kilometer (6 mil) dan panjang 41 kilometer.
Pemompaan ini memerlukan waktu berminggu-minggu dan ribuan meter kubik air untuk sepenuhnya mengisi dan menghancurkan jaringan tersebut.
Mungkinkah banjir di terowongan mempengaruhi pasokan air Gaza?
Analis lingkungan memperingatkan banjir di terowongan dapat merusak akuifer yang menyimpan air tanah di Gaza yang menjadi sumber kehidupan bagi 2,3 juta penduduk Gaza.
Seorang profesor di Geneva Graduate Institute, Mark Zeitoun, mengatakan kepada Al Jazeera, memompa air laut ke dalam terowongan sepanjang ratusan kilometer yang tertanam di tanah berpasir dan berpori di Gaza, kemungkinan besar akan menyebabkan air asin meresap ke dalam sumber air.
Sehingga menghancurkan air yang biasanya digunakan untuk minum, memasak, dan irigasi.
Zeitoun, yang pernah bekerja sebagai insinyur air di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki, mengatakan Israel menggunakan air sebagai senjata dengan cara yang “gelap”.
Insinyur tersebut termasuk di antara banyak orang yang telah memperingatkan sejak bulan Desember bahwa akan ada konsekuensi “bencana” jika rencana militer Israel terkonfirmasi.
"Reaksi pertama saya adalah kesusahan yang mendalam,” kata Zeitoun, mengacu pada pernyataan tentara Israel pada hari Rabu (31/1/2024).
"Memompa air asin pasti akan mencemari akuifer dan berdampak jangka panjang,” ujarnya.
“Ini akan merusak kondisi kehidupan di Gaza," katanya
"Jika kita tidak bereaksi terhadap perilaku seperti ini, apa yang bisa menghentikan negara lain melakukan hal serupa pada kelompok orang lain di masa depan?," urainya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)