Menlu Israel: Waktu Hampir Habis Diplomasi dengan Lebanon, Israel akan Bertindak Secara Militer
TRIBUNNEWS.COM- Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz mengatakan pada tanggal 5 Februari bahwa waktu hampir habis untuk solusi diplomatik dengan Lebanon.
“Israel akan bertindak secara militer untuk mengembalikan warga yang dievakuasi” ke perbatasan utara, kata Katz kepada rekannya dari Prancis Stephane Sejourne saat dia mengunjungi Israel.
Komentar Katz muncul sehari setelah Hizbullah mengonfirmasi bahwa mereka telah melakukan hampir 1.000 operasi militer terhadap Israel sejak perang di Gaza dimulai.
Hizbullah melancarkan operasi harian terhadap situs militer Israel di perbatasan pada 8 Oktober setelah dimulainya Operasi Banjir Al-Aqsa.
Operasi tersebut dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap Gaza dan perlawanannya, dan Hizbullah berjanji akan terus melanjutkannya sampai kampanye pembersihan etnis Israel di jalur tersebut berakhir.
Baca juga: Hizbullah Telah Melakukan Serangan Terhadap Israel, Hampir 1.000 Serangan
Operasi tersebut telah membuat lebih dari 230.000 warga Israel mengungsi dari permukiman di perbatasan utara dengan Lebanon.
Para pemukim ini menolak untuk kembali ke rumah mereka sampai ancaman tersebut teratasi, meskipun ada janji kompensasi finansial dari pemerintah.
Perekonomian di wilayah utara Israel juga terpuruk.
Tel Aviv tanpa pandang bulu menargetkan warga sipil, jurnalis, dan daerah pemukiman di Lebanon selatan sebagai tanggapannya dan baru-baru ini mengancam akan melancarkan operasi perbatasan dalam skala besar.
Hizbullah mengatakan mereka tidak ingin perang skala penuh melanda Lebanon namun siap menghadapi perang jika hal itu terjadi di negara tersebut.
Para pejabat Barat telah melakukan beberapa perjalanan ke Beirut sejak Oktober untuk menekan Hizbullah dan negara Lebanon atas nama Israel.
Namun, para pejabat mengatakan kepada Washington bahwa mereka tidak bisa mendikte tindakan Hizbullah.
Penasihat senior Gedung Putih Amos Hochstein mengunjungi Israel pada akhir pekan untuk melakukan pembicaraan dengan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, di mana ia dilaporkan menyampaikan tanda-tanda kemungkinan solusi diplomatik, termasuk Hizbullah yang menjauh dari perbatasan.
Sebuah laporan dari Channel 12 menambahkan bahwa para pejabat Israel merasa optimis terhadap kesepakatan tersebut untuk pertama kalinya sejak dimulainya perang.
Washington dilaporkan telah mengusulkan rencana tiga tahap untuk mengakhiri pertempuran di perbatasan selatan Lebanon.
Langkah pertama adalah penarikan pasukan Hizbullah sejauh delapan hingga 10 kilometer dari wilayah perbatasan. Langkah kedua menyerukan peningkatan pasukan UNIFIL dan tentara Lebanon di wilayah tersebut.
Ketiga, warga Israel akan kembali ke pemukiman mereka yang dievakuasi. Usulan AS juga dikatakan mencakup pembicaraan mengenai demarkasi perbatasan darat antara Israel dan Lebanon.
Beberapa wilayah di Lebanon selatan telah berada di bawah pendudukan Israel selama beberapa dekade.
Pekan lalu, Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah Naim Qassem mengatakan: “Partai saat ini tidak tertarik dengan diskusi apa pun mengenai tuntutan Israel mengenai front selatan… Posisi kami jelas: berakhirnya perang di Gaza akan secara otomatis menutup front Lebanon.”
(Sumber: The Cradle)