Sebuah jajak pendapat Universitas Ibrani pada bulan Desember menemukan bahwa 56 persen warga Israel menentang pemukiman kembali di Gaza.
Ben-Gvir: Mereka Harus Pergi dari Gaza
Namun kelompok minoritas yang vokal berusaha membangun momentum di belakang proyek mereka, dan mereka didukung oleh sepertiga anggota parlemen di koalisi pemerintahan sayap kanan Israel.
Impian para pemukim agar Israel kembali ke Gaza berarti menggantikan warga Palestina yang saat ini tinggal di sana, dan meskipun gerakan pemukim terpecah mengenai cara melakukan hal tersebut, beberapa pemukim ekstremis menganjurkan deportasi.
Pada konferensi pemukim baru-baru ini di Yerusalem, yang dihadiri oleh 3.500 orang, termasuk beberapa menteri sayap kanan, satu kelompok mengangkat poster bertuliskan: ‘Hanya pemindahan (deportasi) yang akan membawa perdamaian.’
Saat dia berpidato di pertemuan tersebut, Ben-Gvir melihat poster-poster tersebut dan mengatakan kepada kelompok tersebut, “Anda benar.” Lalu, mengenai warga Palestina yang tinggal di Gaza, dia menambahkan, “Mereka harus pergi dari sini.” Selain itu, beberapa peserta berteriak, “Hanya penggusuran!”
Siapa Kelompok Israel yang Mau Kembali Bermukim di Gaza?
Gerakan pemukim Israel yang ingin menduduki kembali Gaza ini memiliki sejarah panjang dan pendukung yang kuat, termasuk Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich.
Kedua pemimpin tersebut memiliki pengaruh yang sangat besar karena partai-partai kecil mereka sangat penting untuk menjaga koalisi pemerintahan Netanyahu tetap berkuasa.
Pemerintah Israel mulai membangun permukiman setelah perang Arab-Israel tahun 1967 ketika Israel mencaplok Tepi Barat dari Yordania dan Gaza dari Mesir.
Sebagian besar negara internasional menganggap pemukiman tersebut ilegal dan menganggapnya sebagai hambatan bagi terciptanya negara Palestina yang berdaulat.
Meskipun Israel menarik diri dari Gaza, lebih dari 200 pemukiman yang menampung sekitar setengah juta warga Israel masih tetap berada di Tepi Barat yang diduduki.
Selain politisi sayap kanan, gerakan ini juga mencakup warga Israel yang tinggal di permukiman Gaza sebelum tahun 2005, serta kelompok agama garis keras dari permukiman Tepi Barat.
Pembicara utama pada demonstrasi, Uzi Sharbav, dihukum karena ikut serta dalam pembunuhan tiga warga Palestina pada tahun 1980an. Meski dijatuhi hukuman puluhan tahun penjara, dia diampuni pada tahun 1990.
Beberapa pemukim memandang tinggal di Gaza melalui sudut pandang agama, berupaya untuk mendiami tanah nenek moyang mereka sebagai pemenuhan atas apa yang mereka yakini sebagai janji yang dibuat oleh Tuhan pada zaman Alkitab.
Ada juga yang berpendapat bahwa pemukiman sangat penting bagi keamanan Israel, dengan alasan bahwa kehadiran warga sipil di antara warga Palestina mempersulit militan untuk mengatur serangan.