Dia menceritakan percakapan masa lalu yang dia katakan dengan pemimpin 'sebuah negara besar' tentang potensi serangan oleh Rusia.
Trump mengatakan pejabat tersebut bertanya apakah AS akan membela anggota NATO yang tidak memenuhi kewajiban keuangannya.
"Saya berkata: 'Anda tidak membayar? Anda menunggak?'" kata Trump kepada massa, dikutip dari BBC.
Ia menjawab pertanyaan dengan tegas bahwa tidak akan melindungi mereka yang tidak membayar iuran.
"Tidak, saya tidak akan melindungi Anda, bahkan saya akan mendorong mereka untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan. Anda harus membayarnya.," jelasnya.
Sementara Biden menegaskan akan tetap mendukung sekutu NATO selama dia menjadi presiden.
“Selama saya menjadi presiden, jjika Putin menyerang sekutu NATO, Amerika Serikat akan mempertahankan setiap inci wilayah NATO," jelasnya.
Biden juga menjelaskan terkait perlindungan terhadap anggota NATO tercantum dalam Pasal 5 dalam piagamnya.
Dalam pasal tersebut, dituliskan serangan terhadap negara anggota mana pun memerlukan pertahanan kolektif oleh semua pihak adalah setelah serangan 11 September 2001 terhadap AS.
Menurut laporan di Financial Times, NATO akan mengumumkan pada hari Rabu bahwa 18 dari 31 anggotanya tahun ini akan mencapai target pengeluaran 2 persen dari produk domestik bruto untuk anggaran pertahanan mereka.
Dari anggota NATO, hanya satu Polandia yang menghabiskan sebagian besar PDB-nya untuk pertahanan dibandingkan AS.
Sementara Senat telah menyetujui paket bantuan AS untuk Ukraina, Taiwan dan sekutu barat lainnya pada hari Selasa (13/2/2024).
Paket bantuan tersebut mencakup 60 miliar dolar untuk Ukraina, 8 miliar dolar untuk Taiwan dan sekutu lainnya di Asia, 14 miliar dolar untuk Israel dan 19 miliar dolar untuk bantuan kemanusiaan termasuk Gaza.
Adapun 22 senator Partai Republik mendukung paket bantuan tersebut.
Namun mendapat perlawanan besar dari anggota parlemen konservatif yang menentang dana tambahan yang dikirim ke luar negeri sampai pemerintah mengatasi peningkatan jumlah migran di perbatasan selatan AS.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Joe Biden dan Donald Trump