TRIBUNNEWS.COM - Media Amerika Serikat, The New York Times, mengabarkan bahwa Israel melakukan serangan rahasia terhadap dua jaringan pipa gas utama di Iran minggu ini.
Serangan ini mengganggu aliran energi ke rumah-rumah yang dihuni oleh jutaan warga Iran.
The New York Times mengutip para pejabat Barat dan ahli strategi militer yang berafiliasi dengan Garda Revolusi Iran.
Laporan mereka mengindikasikan pendudukan Israel bertanggung jawab atas dua serangan tersebut.
"Meledakkan sebagian infrastruktur energi di negara tersebut, yang menjadi sandaran pabrik-pabrik dan jutaan penduduk, merupakan peningkatan dalam perang rahasia dan tampaknya membuka sebuah front baru," katanya kepada The New York Times, Jumat (16/2/2024).
Ini bukan pertama kalinya Iran menjadi sasaran serangan Israel.
Sebelumnya, pembunuhan terhadap ulama dan pemimpin militer terjadi di dalam dan di luar negeri.
Selain itu, server milik Kementerian Perminyakan Iran juga diserang secara elektronik sehingga menyebabkan terganggunya pompa bensin di Iran.
“Rencana musuh adalah mengganggu aliran gas di musim dingin ke banyak kota besar dan provinsi di negara kita,” kata Menteri Perminyakan Iran, Javad Ochi, kepada media Iran, IRNA, Jumat.
Pejabat Iran tersebut tidak secara langsung menuduh pendudukan Israel berada di balik serangan itu.
Namun, dia menekankan serangan itu bertujuan untuk merusak infrastruktur energi dan memicu kemarahan di Iran.
Baca juga: Tragedi Nakba 2 di Depan Mata: Mesir Bangun Tembok 7 Meter Penyangga Gaza, Israel Ngotot Serbu Rafah
Ia mengatakan tim teknis dari kementerian bekerja sepanjang waktu untuk memperbaiki kerusakan, dan gangguan yang terjadi minimal dan layanan dapat dipulihkan.
Para pejabat Barat dan ahli strategi militer Iran yang mengatakan serangan pipa gas itu memerlukan pengetahuan mendalam tentang infrastruktur Iran dan koordinasi yang cermat.
Terutama karena dua pipa dihantam di beberapa lokasi pada waktu yang bersamaan.
Hamas Palestina vs Israel
Hubungan Israel dan Iran semakin memanas di tengah pertempuran Israel melawan Hamas.
Israel menuduh Iran sebagai dalang Poros Perlawanan yang mendukung dan mendanai Hamas dan Hizbullah.
Segera setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), Israel mulai membombardir Jalur Gaza.
Jumlah kematian warga Palestina di Jalur Gaza mencapai 28.775 jiwa dan 68.552 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Jumat (16/2/2024), 1.147 kematian di wilayah Israel, dan 375 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Selasa (30/1/2024), dikutip dari Anadolu.
Israel memperkirakan masih ada kurang lebih 136 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel