Dia menyatakan bahwa Israel belum memberikan bukti adanya satu anak pun yang sengaja dibantai atau satu perempuan yang diperkosa. Warga sipil yang tubuhnya dibakar dibunuh oleh tentara Israel dengan menggunakan tank dan rudal.
Dia menambahkan bahwa Israel tidak akan menyelidiki peristiwa 7 Oktober karena jika mereka melakukannya, klaim yang mereka gunakan untuk membenarkan perang di Gaza akan runtuh.
“Banyak yang percaya dengan rekayasa Israel terkait 7 Oktober, termasuk negara-negara yang mengaku berteman dengan Hamas,” jelasnya.
Nasrallah juga membahas peran AS. Para pejabat Gedung Putih seringkali secara lisan menolak pembunuhan massal yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina di Gaza namun terus mengirimkan senjata dalam jumlah besar untuk memfasilitasi hal tersebut.
Ia menyatakan, “Saat ini, mereka yang bertanggung jawab atas setiap tetes darah yang tumpah di kawasan ini” adalah Presiden AS Joe Biden dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. Para pemimpin Israel, termasuk Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, "adalah alat untuk melaksanakan tujuan Amerika. Israel adalah basis Amerika."
Dia juga menambahkan bahwa "Amerika adalah pihak yang mencegah tentara Lebanon memiliki senjata dan rudal yang memberikan mereka keseimbangan pencegahan untuk melindungi Lebanon."
Meskipun baru-baru ini ada ancaman bahwa Israel akan menargetkan Lebanon, termasuk ibu kota Beirut, Nasrallah berjanji untuk melanjutkan perlawanan bersenjata.
“Tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan, tidak peduli apa yang Anda lakukan, tidak peduli apa ancaman yang Anda buat, front ini tidak akan berhenti,” menekankan bahwa “Menyerah berarti tunduk, terhina, diperbudak, dan meremehkan orang tua kami, anak-anak kami, kehormatan kami, dan kekayaan kita."
(oln/pt/tc/*)