News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Makin Dijauhi Sahabatnya, AS Minta Tel Aviv Batalkan Rencana Serangan Darat di Rafah

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SATUKAN TIGA UNIT - Tentara Israel (IDF) dari satuan infanteri, menyatukan tiga unit tempur didukung peralatan tempur seperti Tank Merkava, untuk merangsek ke dalam Khan Yunis, Gaza Selatan, Kamis (27/12/2023). Amerika Serikat (AS), yang merupakan sahabat dekat Israel, meminta Tel Aviv untuk membatalkan rencana serangan darat di Rafah, Gaza selatan.

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) meminta sahabatnya, Israel, untuk menghentikan rencana serangan darat di Rafah, Gaza selatan.

Hal ini merupakan pertama kalinya AS secara eksplisit mendukung rencana gencatan senjata dalam konflik Israel-Hamas.

AS juga mendorong PBB untuk mendukung resolusi gencatan senjata antara Israel dengan Hamas.

Seruan AS atas Rafah, menggemakan komentar yang dibuat oleh Presiden Joe Biden dalam beberapa hari terakhir.

Namun, pentingnya rancangan resolusi tersebut adalah sebagai sinyal bahwa Washington bersedia melalui PBB untuk memberikan tekanan pada Israel dan tidak hanya mengandalkan pesan bilateral.

Dikutip dari The Guardian, menurut teks yang telah dibuat, rancangan resolusi AS menyebutkan:

"Dewan keamanan menetapakan bahwa dalam kondisi saat ini serangan darat besar-besaran ke Rafah akan mengakibatkan kerugian lebih lanjut terhadap warga sipil dan pengungsian lebih lanjut termasuk kemungkinan ke negara-negara tetangga, yang akan berdampak serius implikasinya terhadap perdamaian dan keamanan regional, dan oleh karena itu menggarisbawahi bahwa serangan darat besar-besaran seperti itu tidak boleh dilakukan dalam kondisi saat ini".

"Saya menduga Israel akan lebih khawatir tentang rancangan resolusi dari (misi AS untuk PBB) daripada tuntutan yang lebih keras atau lebih kuat dari anggota PBB lainnya," kata Direktur PBB untuk International Crisis Group, Richard Gowan.

Tidak jelas apakah rancangan tersebut akan disahkan atau bahkan diajukan melalui pemungutan suara.

Sebuah resolusi memerlukan setidaknya sembilan suara setuju dan tidak ada veto dari lima anggota tetap – AS, Perancis, Inggris, Rusia atau Tiongkok – agar dapat diadopsi.

Namun, hal ini bisa menjadi dasar negosiasi dengan anggota dewan lainnya dalam beberapa hari mendatang.

Baca juga: Negara-negara Eropa Desak Israel untuk Hentikan Serangan Brutal di Rafah

Washington secara tradisional melindungi Israel dari tindakan PBB dan telah dua kali memveto resolusi dewan sejak serangan 7 Oktober terhadap Israel oleh militan Hamas.

Namun, mereka juga abstain sebanyak dua kali, sehingga memungkinkan dewan untuk mengadopsi resolusi yang bertujuan untuk meningkatkan bantuan ke Gaza dan menyerukan jeda yang lebih lama dalam pertempuran.

Peringatan untuk Netanyahu

Ini adalah kedua kalinya sejak 7 Oktober Washington mengusulkan resolusi Dewan Keamanan mengenai Gaza. Rusia dan Tiongkok memveto upaya pertamanya pada akhir Oktober.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini