“Kami menyerukan keanggotaan Dewan untuk melawan pelanggaran hukum di Washington,” tambah Nebenzia.
Tiga belas anggota Dewan Keamanan mendukung resolusi gencatan senjata, yang gagal akibat veto AS. Inggris abstain.
“Kita telah menyaksikan halaman hitam lain dalam sejarah Dewan Keamanan,” kata Nebenzia dari Rusia setelah pemungutan suara.
Duta Besar Tiongkok Zhang Jun mengatakan bahwa veto Washington mengirimkan pesan yang salah dan akan memperburuk krisis di Gaza, dan menambahkan bahwa tidak ada pembenaran yang dapat dibuat AS untuk mengatakan bahwa resolusi Aljazair membahayakan negosiasi yang sedang berlangsung.
“Jumlah korban jiwa dan situasi kemanusiaan di Gaza tidak dapat ditoleransi, dan operasi Israel harus diakhiri,” kata Duta Besar Perancis, Nicholas de Rivière. “Kami sangat menyesalkan hal ini dan menyerukan kepada Dewan untuk segera keluar dari ambiguitas yang salah ini.”
Sementara itu, Duta Besar Inggris, Barbara Woodward, menyerukan “penangguhan segera dalam pertempuran,” dengan mengatakan bahwa hal itu akan mengarah pada gencatan senjata.
Woodward menambahkan bahwa perlu ada pemerintahan baru di Gaza dan Tepi Barat dan penghapusan kapasitas perlawanan Palestina untuk melancarkan serangan terhadap Israel.
Pedro Afonso, duta besar Mozambik, mengatakan, “Kami menyerukan kepatuhan penuh terhadap tindakan sementara Mahkamah Internasional dan dengan tegas menentang pemindahan paksa warga sipil Palestina, terutama perempuan dan anak-anak,” seraya menambahkan bahwa ia mendesak pembebasan warga sipil Palestina yang menjadi tawanan.
Lebih lanjut ia meminta Dewan Keamanan dan komunitas internasional untuk bekerja tanpa henti demi mewujudkan solusi dua negara.
Duta Besar Aljazair Benjema menyesalkan veto tersebut dan sekali lagi menyampaikan pidato kepada dewan tersebut, dengan mengatakan, “Pesan kami untuk Anda hari ini adalah bahwa komunitas internasional harus menanggapi seruan untuk mengakhiri pembunuhan warga Palestina dengan menyerukan gencatan senjata segera.”
“Kami tidak akan berhenti sampai Dewan ini memikul tanggung jawabnya secara penuh dan segera memberlakukan gencatan senjata. Kami tidak akan pernah lelah, dan kami tidak akan pernah berhenti.” Benjema menambahkan.
(Sumber: X, The Cradle)