TRIBUNNEWS.COM - Israel meninjau rencana pembatasan terhadap umat Islam ke Masjidil Aqsa di kota lama Yerusalem, hanya untuk warga berusia 60 tahun ke atas dan 10 tahun ke bawah.
Isu peninjauan pembatasan kunjungan tersebut tersiar pekan lalu jelang umat Islam menyambut Bulan Suci Ramadan 1445 Hijriah.
Hamas langsung bereaksi keras. Lewat saluran Telegram, mereka memberi peringatan bakal ada ledakan kemarahan jika pembatasan tersebut direalisasikan.
“Kemarahan kita segera terjadi. Biarkan musuh tahu bagaimana jiwa (kita) sedang mendidih. Ledakan akan terjadi sebagai respons terhadap pembatasan masuknya umat Islam ke Masjid Al-Aqsa selama bulan Ramadan,” demikian pernyataan Hamas dikutip Jerusalem Post.
Hamas menyerukan kepada rakyat Palestina di wilayah pendudukan Yerusalem dan Tepi barat untuk meningkatkan konfrontasi.
Mereka juga menyerukan kepada rakyat Palestina melakukan mobilisasi massa dan berbaris di Masjidil Aqsa.
"Ini untuk melindungi Masjidil Aqsa dari penodaan pemukim yang merebut kekuasaan sekaligus menggagalkan semua rencana fasis yang menargetkan Masjid Suci dan Kota Suci.”
Pembatasan bukan pertama kali
Keputusan untuk membatasi akses Ramadhan ke Temple Mount dibuat dalam rapat kabinet perang ad-hoc yang dihadiri oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, Menteri Urusan Strategis Ron Dermer.
Turut hadir pula Menteri Persatuan Nasional Benny Gantz dan Gadi Eisenkot, serta Ketua MK Shas. Aryeh Deri, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, Menteri Kehakiman Yariv Levin, dan Menteri Luar Negeri Yisrael Katz.
Keputusan tersebut mendapat kritik selanjutnya dari politisi Arab dan sayap kiri.
Meski demikian, anggota kabinet, termasuk Benny Gantz dan Israel Katz, menegaskan bahwa pemerintah sebisa mungkin memberikan kebebasan beragama dan pembatasan tersebut semata-mata demi alasan keamanan.
Ini bukan pertama kalinya pemerintah Israel membatasi akses ke Temple Mount, lokasi Masjidil Aqsa berada, selama Ramadan.
Tahun lalu, pada bulan April, beberapa hari sebelum “Hari Quds,” Netanyahu mengumumkan bahwa akses umat Yahudi ke situs suci tersebut akan dilarang selama sisa bulan Ramadan.
Hamas juga mengeluarkan peringatan kepada Israel, menasihati, “untuk tidak melakukan tindakan bodoh apa pun terhadap al-Aqsa.”