News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Houthi Janji Setop Bombardir Kapal Inggris di Laut Merah Asal Akses Bantuan ke Gaza Dibuka

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota Penjaga Pantai Yaman yang berafiliasi dengan kelompok Houthi berpatroli di laut saat para demonstran berbaris melalui kota pelabuhan Laut Merah Hodeida sebagai bentuk solidaritas dengan rakyat Gaza pada 4 Januari 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas di Gaza.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN – Kelompok milisi Pro-Palestina asal Yaman, Houthi berjanji akan menyelamatkan kapal Inggris Rubymar yang tenggelam di Teluk Aden serta berhenti melakukan serangan ke kapal kargo Inggris lainnya yang melintas di Laut Merah.

Sayangnya penawaran tersebut tak diberikan secara cuma – cuma.

Dalam pernyataan resmi yang disampaikan oleh anggota dewan politik Houthi Muhammad Ali al-Houthi, pihaknya menjelaskan bahwa tawaran itu akan diberikan apabila Israel, sekutu Inggris sepakat untuk membuka akses bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza yang sedang dilanda krisis.

"Kapal Inggris yang tenggelam bisa ditarik, dengan imbalan membawa truk bantuan ke dalam Gaza," cetus Al-Houthi, sebagaimana dilansir dari Anadolu.

Baca juga: Imbas Serangan Houthi di Laut Merah, Eksportir Inggris Keluhkan Tingginya Biaya Pengiriman

Pernyataan Houthi muncul sepekan setelah Kelompok Houthi mengklaim bahwa pasukannya telah sukses menyerang sebuah kapal kargo Rubymar Inggris di perairan Teluk Aden, hingga membuat kapal itu terancam tenggelam serta memicu ratusan pengapal dunia.

Adapun konflik Laut Merah pertama kali pecah pada November lalu tepatnya setelah Houthi, milisi sayap kanan Iran melakukan serangan ke kapal – kapal yang terafiliasi dengan Israel di Laut Merah.

Pejabat Houthi beranggapan blokade dan penyerangan yang mereka lakukan adalah bentuk protes atas agresi Israel di Gaza, Palestina yang telah menewaskan lebih dari 29.000 jiwa.

Namun imbas serangan Houthi, Inggris dilaporkan boncos akibat melonjaknya biaya premi atau asuransi mencapai 50 persen saat kapal akan melakukan transit di Laut merah.

“Kapal yang memiliki hubungan dengan Amerika Serikat, Inggris, atau "Israel" akan dikenakan tarif yang lebih tinggi sekitar 20 hingga 50 persen, lebih banyak dibandingkan kapal lain yang berlayar di Laut Merah,” jelas David Smith, kepala broker asuransi McGill and Partners dikutip dari Almayadeen.

Tak hanya itu akibat serangan Houthi, perusahaan asal Inggris juga dilaporkan merugi akibat biaya pengiriman barang mengalami kenaikan sebanyak 100 persen, karena kapal dagang Inggris yang melakukan perjalanan ke Israel harus putar balik mengelilingi Afrika menuju jalur Terusan Suez yang menghubungkan laut Tengah dengan Laut Merah agar tak menjadi sasaran target Houthi Yaman.

Belum diketahui secara pasti kapan ketegangan ini mereda, namun para analis menilai, apabila perubahan jalur terus berlangsung dalam jangka waktu yang lama, hal ini dapat memukul ekonomi Inggris yang saat ini tengah resesi lantaran pertumbuhan di kuartal IV-2023 yang mengalami penurunan 0,3 persen.

"Dari negara-negara Eropa yang dipantau, produsen-produsen Inggris adalah yang paling terkena dampak krisis Laut Merah," kata analis S&P, dikutip dari RT.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini