TRIBUNNEWS.COM - Kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Inggris, Amnesty International, mengatakan harus ada penyelidikan segera atas insiden penembakan warga Gaza oleh pasukan Israel.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melepaskan tembakan terhadap ribuan warga Palestina yang berkumpul di area terbuka Kota Gaza dengan harapan menerima makanan dan bantuan kemanusiaan lainnya, Kamis (29/2/2024).
Serangan Israel menyebabkan kematian sebanyak 112 warga Palestina.
“Amnesty sedang menyelidiki hal ini sebagai bagian dari dokumentasi pelanggaran terhadap warga sipil Palestina yang sedang berlangsung,” ungkap Amnesty International, Jumat (1/3/2024), dilansir Al Jazeera.
“Sebagai kekuatan pendudukan, Israel mempunyai kewajiban yang jelas untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat Palestina, termasuk dengan memastikan akses mereka terhadap bantuan tanpa hambatan dan aman," jelasnya.
AS Berupaya Selidiki Penyerbuan Bantuan ke Gaza
Sementara itu, Gedung Putih mengatakan, insiden di Kota Gaza di mana warga terbunuh saat mereka mengerumuni konvoi truk bantuan, sangat mengkhawatirkan.
Di sisi lain, Israel membagikan rekaman drone yang menunjukkan upaya pasukan untuk membubarkan massa yang jumlahnya semakin banyak.
Namun, Israel menyangkal tanggung jawab atas kematian massal di tengah kritik internasional atas serangannya di Gaza.
Kekerasan Israel tersebut dengan cepat dikutuk oleh negara-negara Arab.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengadakan pembicaraan mengenai insiden tersebut dengan para pemimpin Mesir dan Qatar.
Pembicaraan itu juga membahas tentang cara-cara untuk menjamin pembebasan 130 sandera yang ditahan oleh Hamas sejak 7 Oktober 2023 dan gencatan senjata selama enam minggu dalam perang di Gaza.
Baca juga: Kemlu Pastikan Tidak Ada Rencana RI Bangun Hubungan Bilateral dengan Israel
Baik Gedung Putih maupun Departemen Luar Negeri menyatakan kengerian atas apa yang terjadi dan mengindikasikan bahwa mereka akan menuntut jawaban dari Israel.
“Peristiwa terbaru ini perlu diselidiki secara menyeluruh,” ujar juru bicara Gedung Putih, Olivia Dalton di Air Force One, dikutip dari The Times of Israel.
“Peristiwa ini menggarisbawahi perlunya memperluas bantuan kemanusiaan untuk mencapai Gaza," lanjutnya.
Klaim IDF
Diberitakan CBS News, IDF mengatakan, korban jiwa tersebut adalah akibat dari kumpulan kekerasan warga Gaza di sekitar truk bantuan, di mana puluhan orang dikatakan terluka akibat tertimpa dan terinjak-injak.
Seorang pejabat IDF mengatakan, setelah kekacauan tersebut, di titik persimpangan terdekat antara Gaza utara dan selatan, pasukan Israel pertama-tama melepaskan tembakan peringatan.
Kemudian, Israel melepaskan tembakan ke arah warga sipil yang bergegas menuju truk bantuan dan tank IDF dengan pasukan yang membantu mengamankan konvoi bantuan.
Pejabat itu juga mengklaim, pasukan IDF telah menembaki orang-orang yang memberikan ancaman, dan menekankan bahwa insiden tersebut masih dalam peninjauan.
Sebelumnya, IDF merilis video hitam-putih dari sebuah drone yang menunjukkan pemandangan kacau di bawah ketika ribuan orang mengelilingi konvoi truk bantuan pada hari Kamis.
"Konvoi bantuan itu kewalahan karena orang-orang yang mencoba menjarah dan pengemudi menabrak kerumunan orang, yang akhirnya menewaskan puluhan orang," kata Juru bicara kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Avi Hyman.
Adapun Kota Gaza, tempat Hamas bermarkas, merupakan fokus awal serangan IDF terhadap kelompok tersebut.
Namun, sebagian besar pertempuran dan pemboman telah bergeser lebih jauh ke selatan, menjelang serangan darat Israel yang diperkirakan akan terjadi di Rafah, tepat di perbatasan selatan Gaza dengan Mesir.
Baca juga: Yahya Sinwar Kirim Pesan ke Rekannya di Qatar: Israel dalam Genggaman Hamas
Israel telah diperingatkan oleh AS untuk tidak melancarkan serangan itu tanpa rencana yang kredibel untuk mengevakuasi sekitar 1,5 juta warga Palestina yang berbondong-bondong ke Rafah dari seluruh Gaza sejak perang dimulai.
Namun, dengan berlanjutnya pertempuran antara pasukan Israel dan Hamas, Israel masih terus menyerang lokasi-lokasi di Gaza dengan rudal dan artileri.
Akibat serangan Israel itu, jumlah korban tewas terus meningkat.
Setidaknya 30.035 orang telah tewas dan 70.457 luka-luka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Sementara, jumlah korban tewas yang direvisi di Israel akibat serangan 7 Oktober mencapai 1.139 orang.
(Tribunnews.com/Nuryanti)