News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Janti Soeripto, Wanita Berdarah Indonesia, CEO Save the Children Kritik AS, Bantu Gaza Cuma Teater

Penulis: Muhammad Barir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

President & COO, Save The Children, Janti Soeripto menghadiri Perayaan Seratus Tahun Save The Children: Sekali Seumur Hidup di The Beverly Hilton Hotel pada 02 Oktober 2019 di Beverly Hills, California.

Janti Soeripto, Wanita Berdarah Indonesia, CEO Save the Children Ini Kritik AS, Bantu Gaza Cuma Teater

TRIBUNNEWS.COM- Namanya Janti Soeripto, dia adalah wanita keturunan Indonesia yang kini menjadi CEO Save the Children Amerika Serikat.

Janti Soeripto adalah Presiden & Chief Executive Officer Save the Children AS.

Dia mengambil peran ini pada Januari 2020, setelah menjabat sebagai Presiden dan Chief Operating Officer sejak Mei 2019.

Save the Children Federation Inc., lebih dikenal sebagai Save the Children USA, adalah sebuah organisasi nirlaba di Amerika Serikat.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan kehidupan anak-anak di AS dan di seluruh dunia. Kantor pusatnya berada di Fairfield, Connecticut.

Organisasi ini didirikan pada tahun 1932 untuk membantu anak-anak di pegunungan Appalachian selama Depresi Besar. Hal ini mencontoh Save the Children Fund yang didirikan di Inggris pada tahun 1919.

Save the Children USA adalah bagian dari Save the Children International, yang beroperasi di lebih dari 120 negara.

Seperti diketahui, AS mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui udara untuk meringankan krisis yang sedang berlangsung setelah upaya AS selama berbulan-bulan dan sebagian besar tidak berhasil meyakinkan Israel agar mengizinkan pasokan yang sangat dibutuhkan di darat.

PBB mengatakan bahwa 80 persen pengiriman bantuan yang ditujukan ke Gaza utara diblokir oleh tentara Israel pada bulan Januari.

Bantuan lewat udara tersebut dikritik karena tidak cukup untuk menghentikan terjadinya kelaparan.

Pada hari Minggu, Janti Soeripto sebagai ketua Save the Children menggambarkan serangan udara tersebut sebagai “teater,” dan menyerukan tindakan segera.

“Pada dasarnya yang kita perlukan adalah pembukaan penyeberangan, lebih banyak truk pasokan yang masuk, kita memerlukan gencatan senjata, kita memerlukan akses yang aman dan tidak terbatas ke masyarakat,” kata Janti Soeripto kepada Sky News.

Setidaknya 15 anak meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi dalam beberapa hari terakhir, menurut kementerian kesehatan Gaza.

Baca juga: AS Menolak Menekan Israel, Bantuan Udara AS yang Masuk ke Gaza Hanyalah Teater Kata Kelompok Ini


AS Kirim Bantuan Udara ke Gaza

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini