News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Google Pecat Karyawan yang Protes soal Proyek Teknologi untuk Dukung Genosida Israel

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Logo Google di kantor Google di Mountain View di California, 2019. Google melakukan pemecatan terhadap seorang karyawan setelah memprotes proyek Nimbus yang digunakan untuk mendukung genosida Israel.

TRIBUNNEWS.COM - Google telah memecat seorang karyawan yang secara terbuka memprotes proyek teknologi untuk mendukung genosida Israel.

Dikutip dari The Verge, protes karyawan tersebut dilakukan saat presentasi dalam acara konferensi teknologi tahunan Israel di New York bertajuk 'Mind the Tech'.

Google pun membenarkan terkait pemecatan tersebut.

Perusahaan raksasa asal AS ini berdalih karyawan yang teridentifikasi sebagai insinyur di divisi Cloud Google itu mengganggu rekan kerjanya yang sedang melakukan presentasi.

"Perilaku ini tidak baik, apapun masalahnya, dan karyawan tersebut dipecat karena melanggar kebijakan kami," kata juru bicara Google, Bailey Thomson dalam pernyataannya, Sabtu (9/3/2024).

Adapun kronologi berawal ketika Direktur Pelaksana Google Israel, Barak Regev tengah menjelaskan terkait proyek Nimbus yang tengah dibangun.

Sebagai informasi, proyek Nimbus adalah terkait penyediaan layanan komputasi awan (cloud) yang diperuntukkan bagi militer dan pemerintah Israel.

Pada saat presentasi dilakukan, karyawan Google yang sudah dipecat itu berdiri dan mengatakan dirinya menolak untuk membangun proyek tersebut lantaran bertujuan untuk genosida oleh Israel.

"Saya menolak untuk membuat teknologi yang akan dipergunakan untuk genosida dan apartheid," ujarnya.

Baca juga: Sandera Israel di Gaza Tewas Lagi Dibunuh IDF, Brigade Al-Qassam: Serangan Udara Kejam Zionis

Setelah itu, petugas pun memaksa karyawan tersebut keluar dari ruangan.

Di sisi lain, pemecatan terhadap karyawan oleh Google itu menimbulkan kecaman dari salah satu organisasi yang juga menentang Proyek Nimbus tersebut yaitu No Tech for Apartheid.

Dalam pernyataan sikapnya, pemecatan tersebut menjadi upaya Google untuk membungkam para pekerjanya dan menyembunyikan moral perusahaan yang buruk.

"Sebagai insinyur perangkat lunak Cloud yang menangani teknologi penting yang memungkinkan Proyek Nimbus dijalankan di pusat data Israel yang berdaulat, pekerja ini berbicara atas dasar keprihatinan pribadi yang mendalam tentang dampak langsung dan kekerasan dari pekerjaan mereka," demikian pernyataan tertulis dari No Tech for Apartheid.

Proyek Nimbus ini merupakan mega proyek yang tengah digarap Google bersama dengan raksasa teknologi besutan Jeff Bezos, Amazon dengan total biaya mencapai 1,2 miliar dolar AS atau Rp 18,7 triliun.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini